Pada suatu pagi yang indah dan cerah, matahari baru mulai muncul dari tembok belakang rumah. Bias sinarnya masuk ke dalam taman kecil rumah kami. Aku ditemani secangkir kopi dan beberapa pisang goreng gepok di atas meja batu marmer. Sekeliling taman, tumbuh beberapa bunga yang nampak diam. Kadang-kadang, sedikit bergoyang tertiup angin sepoi-sepoi yang datang dari arah utara. Semut-semut hitam kecil, berbaris-baris rapi melintas di meja marmer, seakan-akan ikut menemani aku minum kopi.
Putriku yang sedang studi Doktor Ilmu Psikologi di sebuah universitas Malaysia, tengah duduk di lantai dapur, sambil menumbuk sambel untuk makan pagi.
Tiba-tiba pikiranku terbayang pada peristiwa atau musibah yang dialami keluarga-keluarga tertentu, dimana putri-putri mereka mengalami nasib tidak baik. Fenomena seperti ini sering dialami masyarakat ketika putri-putri mereka menjelang usia remaja.
Aku pun menyeletuk pada putriku:
“Cen….mengapa banyak cewek, yang mau pacaran sama cowok tidak benar, dan bisa tergoda rayuan gombal cowok yang nakal?”Aku bertanya demikian, karena aku tahu, dia sedang mengambil Doktor Psikologi Anak.
“Ada seorang cewek, tergoda rayuan gombal cowok nakal, lalu uang tabungan yang dikasih ayahnya untuk persiapan kuliah ludes dikuras cowoknya”
“Bahkan mungkin juga sudah ditiduri oleh cowoknya, lalu cowoknya hilang, entah kemana?” timpaku lagi.
”Papa tahu, banyak cowok dengan gaya romantis dan berusaha mengambil hati cewek, walaupun telah dilarang orang tuanya, tapi tetap nekad mau sama cowok itu”.
Lantas, sambil menumbuk sambel, putriku menjawab:
“Papa…..peranan seorang ayah sungguh penting bagi putrinya. Seorang ayah adalah contoh model bagi putrinya. Bukan ibu. Karena ibunya adalah perempuan. Ayahnya adalah laki-laki”
“Seorang anak perempuan, perlu contoh atau model lelaki dari seorang ayah”
“Sehingga ketika ada cowok hendak merayunya dengan romantis dan niat tidak baik, dia bisa membandingkan dengan gaya ayahnya”
“Maka seorang ayah, sediakan sedikit waktu untuk putrinya, sekedar bincang-bincang di rumah atau kadang-kadang jalan bersama, atau minum juice bersama anak putrinya”
“Seorang ayah yang hanya mencari nafkah sepanjang hari dan tidak pernah menyisakan waktu untuk bincang-bincang dengan putrinya, maka putrinya mudah sekali terjerumus pada rayuan gombal cowok. Karena dia tidak punya perbandingan. Sedangkan ayahnya jarang ngobrol-ngobrol dan bersamanya di rumah” lanjutnya.
“Papa lihat contoh. Seorang wanita yang tidak kawin, yang mengangkat seorang anak perempuan. Anak itu, gampang sekali tergoda oleh rayuan gombal lelaki. Sebab, dia tak punya lelaki perbandingan. Tak punya ayah. Dia mengira, tingkah laku semua lelaki di luar sana, sama dengan lelaki gombal yang merayunya itu.
Jakarta, 6 September 2021
Kurnianto Purnama, SH, MH.