TANJUNGPANDAN: Pemerintah Daerah Belitung boleh tiru bagaimana, sosok Bupati Kabupaten Lahat yang Gratiskan Warga Berobat Cukup Pakai KTP-KK karena BPJS Naik.
Seperti dilansir dari Detik.com, tertanggal 7 Januari 2020 disebutkan Pemkab Lahat di Sumatera Selatan memastikan tak lagi memakai BPJS Kesehatan pada layanan berobat semua warganya. BPJS Kesehatan ditinggalkan karena kenaikan iuran.
“Benar kita sudah beralih. Itu karena ada kenaikan BPJS Kesehatan. Di mana dari Rp 23 ribu/jiwa setiap bulan jadi Rp 42 ribu khusus kelas III,” terang Plt Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Lahat, Ponco, Selasa (7/1/2020).
Dikatakan Ponco, ada sekitar 168 ribu warga Lahat yang beralih dari BPJS Kesehatan. Mereka cukup berobat memakai kartu tanda penduduk (KTP) serta kartu keluarga (KK) dan seluruhnya akan ditanggung memakai APBD Lahat.
“Kita beralih penyertaan BPJS Kesehatan karena iuran naik. Jadi dana APBD telah kita alihkan untuk berobat gratis, cukup dengan KK dan KTP saja,” imbuh Ponco.
Untuk kebijakan itu disebut telah berlaku sejak 1 Januari 2020. Warga Lahat dapat berobat gratis di beberapa rumah sakit di Sumatera Selatan yang kini telah terjalin kerja sama.
Tidak perlu repot-repot, warga pun cukup membawa KTP dan KK ketika berobat di rumah sakit rujukan. Sedangkan RS dapat mengklaim biaya pengobatan ke Pemkab Lahat.
Menanggapi hal tersebut, Aktivitis Reformasi untuk Belitung masa depan Effendi Suud mendukung agar pemkab Belitung melakukan pola yang sama untuk menerapkan sistim pengobatan gratis hanya dengan bermodalkan KK dan KTP. “Saatnga dipikirkan oleh pemkab bersama DPRD Belitung untuk meniru hal tersebut,” kata Effendi.
Menurutnya, perlu diulangi kebijakan saat di era Bupati Belitung Ir. H. Darmansyah Husein yang menerapkan progran Jaminan Kesehatan Belitung (JKB) sebagai upaya untuk memberikan
Pelayanan yang baik bagi masyarakat Belitung.
Soal dana bagaimana? Di kabupaten Lahat Sumatera Selatan, kata Effendi, juga ditanggung APBD lahat. “Semua itu bisa dilakukan karena ada niat dari pengambil kebijakan. Tidak ada yang tidak bisa kalau mau ada kebersamaan dan saling peduli dengan rakyat. Kalau pengambil kebijakan ini berani, maka akan dikenang sepanjang hidupnya oleh rakyatnya. Kita ingin meringankan beban masyarakat saat ini karena ekonomi tak menentu,” kata Effendi. *