Teringat saat kuliah, seorang dosen ditahun 90-an pernah berucap dengan bacaan Samuel P Huntington (futurolog) dan peramal.masa depan politik dunia—dia bilang, bahwa negara demokrasi dibangun oleh empat pilar (1) Parlementary (2) Media (3) NGO dan (4) civil society atau kelas menengah.
Dibanyak negara, civil society memiliki pengaruh cukup besar untuk membangun diskursus politik—termasuk pembangkangan dan kritik. Negara² Amerika Latin sejak tahun 1974 yang terkenal dengan Imagining Argentina atas tragedi politik tertembaknya Jenderal Juan Peron lalu di ganti istrinya Isbael Peron. Fenomena itu di sebut sebagai pergolakan politik vis a juntah militer. Apakah peristiwa itu membunuh kelompok civil society?,…justru tidak, selebaran, kampanye dan seruan perlawanan muncul dimana² sebagai bentuk move politik.
Namun sejalan dengan gelombang demokratisasi di belahan dunia ketiga, Anthony Giddens menyebutnya sebagai jalan tengah (the wird way), tetapi tetap menemui jalan buntu. Sebab kekuasaan tak lagi menyemai pada ruang pengetahuan yang kemudian muncul—-antagomisme politik yang berujung pada kediktatoran.
“Abuse of power”, narasi demokrasi pada akhirnya mengalami pembonsaian–tumbuh sedikit pangkas. Begitulah cara memperlihatkan bahwa demokrasi sedang baik² saja.
Gejala erosi demokrasi kian menggejala dengan berbagai fenomena yang ada. Kriminalisasi, hate speech, demagogi, sarkas selalu mendarat pada tubuh publik demokrasi. E tau apa yang merasukinya
Lalu dimana kontrol demokrasi?,…media dibunuh secara sadis dengan memberhentikan tayangan yang mendidik seperti Mata Najwa di Metro TV beberapa tahun yang lalu. Dan belum lagi dengan kasus hukum yang lain–ibarat membunuh serangga yang tak ada artinya dan membiarkan serigala memangsa. Absurd, dan ini abnormal dalam nation state.
Dan hari ini pun, kembali kita menemukan kematian demokrasi di etalase TV One atas pamitnya ILC dalam ruang publik. So, apa arti slogan negara demokrasi kalau pada akhirnya kita membunuhnya dalam.kematian.
# Akhir zaman demokrasi.
Innalilahi wainna ilahi rojiun.