Pandemi virus corona baru atau COVID-19 menjadi mimpi buruk bagi industri pariwisata Indonesia sepanjang tahun 2020.
Dampak tersebut juga dirasakan oleh Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan bagian dari 10 destinasi prioritas di tanah air.
Wabah corona juga telah menimbulkan dampak yang serius bagi sektor pariwisata baik dari sisi kunjungan serta perputaran ekonomi di dalamnya.
Sebagai contoh akibat pembatasan penerbangan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 menyebabkan kunjungan wisatawan menurun drastis, industri perhotelan tutup bahkan pelaku UMKM juga terpukul.
Kondisi pahit ini harus diterima oleh seluruh pelaku wisata padahal selama ini industri pariwisata telah dianggap sebagai “core economy” dan diproyeksikan sebagai penyumbang devisa terbesar bagi negara selama lima tahun ke depan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat setidaknya ada 13 juta orang yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata.
Jumlah tersebut termasuk Belitung, pasalnya cukup banyak masyarakat yang mengandalkan hidupnya dari sektor pariwisata seperti jasa akomodasi, pemandu wisata, sopir, pelaku UMKM, kuliner dan lain sebagainya.
Maka pandemi COVID-19 yang hampir 10 bulan lamanya menjadi babak terberat bagi pariwisata Belitung di sepanjang 2020.
Pariwisata Belitung melaju dengan langkah yang tertatih dan berjibaku ditengah pandemi COVID-19.
Kunjungan Wisatawan Turun Drastis
Salah satu dampak yang paling terasa dengan hadirnya pandemi virus corona baru atau COVID-19 adalah kunjungan wisatawan yang menurun drastis.
Dinas Pariwisata Belitung mencatat kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara ke Belitung di tahun 2020 turun mencapai 75 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, Rohili di Tanjung Pandan, beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Belitung hingga akhir November mencapai 109.100 orang menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 346.000 orang.
Pemkab Belitung juga telah mengubah target kunjungan wisatawan ke Belitung pada kuartal kedua dari 500.000 pengunjung menjadi 138.000 pengunjung sedangkan pada tahun 2021 Dinas Pariwisata Belitung menargetkan 250.000 kunjungan wisatawan.
Pandemi COVID-19 secara global sangat mempengaruhi secara signifikan jumlah kedatangan wisatawan ke Belitung sehingga menimbulkan efek ganda bagi pelaku pariwisata seperti hotel-hotel sepi dan penjualan UMKM menurun drastis.
Belitung Terindah COVID-19 terendah
Secara terpisah Bupati Belitung mengatakan untuk memulihkan kondisi kepariwisataan Belitung pihaknya melakukan penyusunan SOP kesehatan baik di bandara, hotel, restoran, moda transportasi dan destinasi wisata.
Selanjutnya melaksanakan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat serta para pelaku wisata dalam rangka pemulihan aktivitas kepariwisataan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan sehingga menjadikan Belitung daerah yang aman untuk dikunjungi dengan membranding ulang pariwisata Belitung dengan slogan “Belitung terindah COVID-19 terendah,”.
Fungsi branding ulang tersebut juga dilakukan untuk menangkap peluang segmentasi pariwisata di era normal baru yang diprediksi akan berubah jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Pariwisata normal baru mengedepankan aspek
CHSE atau singkatan dari Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan).
CHSE mulai diterapkan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia sejak September 2020. CHSE dibuat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Protokol Kesehatan di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
Langkah dan upaya pemulihan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan wisatawan terhadap Belitung sebagai destinasi yang aman untuk mereka kunjungi sehingga tidak ada kekhawatiran ketika datang dan melancong ke Belitung.
Unesco Global Geopark Modal Promosi Wisata
Ditetapkannya Belitung sebagai Unesco Global Geopark menjadi angin segar dan harapan bagi pariwisata Belitung ke depannya. Warisan dunia yang dimiliki Belitung tersebut akan menjadi modal bagi promosi pariwisata Belitung ke mancanagera.
Harapan besar tentunya aalah pandemi COVID-19 segera berlalu dan vaksinasi segera dapat dilaksanakan.
Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie mengatakan UGG adalah menjadi modal sekaligus tantangan bagi pariwisata Belitung dengan demikian promosi wisata Belitung harus naik kelas dan berorientasi kepada dunia internasional.
Di lain sisi pembenahan harus tetap dilakukan standarisasi dan verifikasi yang sesuai dengan prinsip CHSE harus tetap dijalankan.
Meskipun dalam bayang-bayang kapan pandemi akan berakhir setidaknya protokol kesehatan adalah kunci sementara dalam menjaga keberlangsungan pariwisata.
Semoga pandemi COVID-19 segera berlalu dan pariwisata Belitung kembali maju. Selamat Tahun Baru 2021.