TANJUNGPANDAN – Lima belas tahun bukan waktu yang singkat. Bagi Sepiak Belitong, perjalanan ini bukan sekadar tentang batik, tetapi tentang cinta pada budaya, keberlanjutan, dan manusia. Minggu (2/11/2025), brand pionir batik motif Belitong ini menandai usia ke-15 dengan perayaan hangat bertema “Merenungkan Perjalanan dan Menenun Kembali Harapan.”
Bersama komunitasnya yang akrab disebut Sedare Sepiak, perayaan kali ini bukan pesta mewah, melainkan ruang refleksi penuh makna. Dalam kegiatan seni scrapbook refleksi, para peserta diajak membuat karya dari potongan kain limbah produksi batik Sepiak Belitong—menempelkan foto-foto kenangan positif, menulis harapan, dan menghiasnya menjadi karya personal yang indah.
Lebih dari sekadar kegiatan seni, scrapbook ini menjadi simbol sustainability dan kepedulian terhadap bumi. Dari sisa kain yang semestinya terbuang, lahir karya baru yang bernilai, sekaligus menjadi bentuk terapi mental dan ekspresi emosional positif. Di setiap lembarannya, tersimpan kisah perjalanan, rasa syukur, dan harapan baru yang ditenun dengan cinta.
Ruang Refleksi dan Kehangatan Kolaborasi
Dalam momentum istimewa ini, Sepiak berkolaborasi dengan Growth Psychological Center untuk menghadirkan ruang refleksi bersama—sebuah sesi psikologis dan kreatif yang membantu peserta menggali makna perjalanan hidup, serta menumbuhkan kesadaran akan peran mereka dalam membangun budaya dan kebersamaan.

Kehangatan perayaan semakin terasa lewat kolaborasi dengan Tea House, brand teh artisan asal Belitung Timur. Bersama, mereka meluncurkan teh racikan istimewa berbahan rempah khas Belitong—diciptakan khusus untuk momen ulang tahun Sepiak. Racikan ini menjadi simbol relaksasi dan kehangatan, teman sempurna untuk merenung dan berbagi cerita.
Kapal Harapan: Dari Anak Istimewa untuk Dunia
Tak hanya merayakan usia, Sepiak juga menyalurkan kebaikan lewat program beasiswa “Kapal Harapan”, hasil penjualan kolaborasi Sepiak x Anak Spesial. Beasiswa ini ditujukan untuk mendukung terapi anak-anak dengan kebutuhan khusus di Belitung Child Development (BCD).
Yang membuatnya begitu menyentuh, karya yang menjadi sumber beasiswa itu justru diciptakan oleh para anak istimewa sendiri. Mereka yang selama ini mungkin dipandang terbatas, kini justru menjadi sumber inspirasi dan harapan baru. Melalui tangan mereka, lahir pesan indah: setiap anak memiliki kemampuan untuk memberi arti dan dampak bagi dunia.
“Kami percaya setiap anak berhak tumbuh, berkarya, dan memberi warna bagi dunia. Sepiak lahir dari semangat berbagi budaya dan harapan, dan semangat itu terus kami bawa hingga hari ini,” ujar Bella, Founder dan CEO Sepiak Belitong.

Menenun Tradisi, Menyulam Masa Depan
Selama 15 tahun, Sepiak telah menjadi saksi bagaimana budaya bisa berpadu dengan nilai sosial dan keberlanjutan. Dari warisan batik motif daun simpor yang telah dihakcipta, hingga kolaborasi dengan masyarakat, penyandang disabilitas, dan warga binaan lapas, Sepiak membuktikan bahwa karya lokal mampu menjembatani tradisi dan masa depan.
“Terima kasih kepada semua Sedare yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini. Mari terus berbagi budaya dan harapan,” tutup Bella dengan senyum penuh rasa syukur.
Lima belas tahun telah berlalu, namun semangat Sepiak Belitong tetap sama: menenun harapan dari setiap helai kain, dan menghadirkan keindahan bukan hanya pada batik, tapi juga pada hati manusia.*












