Aspirasi untuk pemimpin baru ke depan: Warga Desa Buluh Tumbang ini Berjuang Melawan Gagal Ginjal dengan Keterbatasan Akses Cuci Darah

Tantangan yang dihadapi Hamidin dan banyak pasien lainnya diharapkan dapat menjadi perhatian semua pihak, terutama dalam meningkatkan fasilitas kesehatan yang memadai dan akses yang lebih mudah bagi pasien dengan kebutuhan khusus seperti cuci darah

TANJUNGPANDAN: Hamidin (63), seorang warga Desa Buluh Tumbang, Kabupaten Belitung, kini tengah berjuang keras melawan penyakit gagal ginjal yang dideritanya. Selama satu tahun terakhir, Hamidin harus menjalani prosedur cuci darah di RSUD setempat untuk dapat bertahan hidup.Namun, keterbatasan fasilitas memaksanya hanya bisa cuci darah satu kali dalam seminggu, berbeda dengan sebelumnya saat ia masih dapat cuci darah dua kali seminggu di sebuah rumah sakit swasta di Tanjungpandan. Namun, kata Hamidin saat ini hal tersebut tidak bisa ia lakukan lagi karena terkendala BPJS, sehingga mengharuskannya berobat ke RSUD.

Dalam wawancara eksklusif dengan awak media, Hamidin mengungkapkan kesulitan yang ia hadapi akibat keterbatasan ini. “Inilah yang menjadi kendala saya, karena cuci darah cuma satu kali, maka saya agak susah beraktifitas karena mudah capek dan lemas. Hanya ini satu-satunya cara kami bertahan hidup,” ujarnya dengan nada penuh harap.

Hamidin berharap agar ia dapat kembali melakukan cuci darah dua kali seminggu untuk menjaga kestabilan kesehatannya. “Harapan saya ke depannya bisa cuci darah dua kali seminggu,” pinta Hamidin dengan penuh harapan.

Gagal ginjal merupakan kondisi serius di mana fungsi ginjal terganggu dan tidak dapat bekerja dengan optimal. Kondisi ini sering kali merupakan tahap akhir dari berbagai penyakit ginjal, dengan kerusakan yang sudah parah atau berlangsung dalam waktu lama.

Penyebabnya bervariasi, mulai dari diabetes, hipertensi, hingga faktor genetik seperti penyakit polikistik dan batu ginjal.

Seiring dengan meningkatnya kasus gagal ginjal, terutama di kalangan usia muda, Hamidin berharap ada solusi yang lebih baik untuk menjaga kesehatannya. “Sekali lagi, saya sangat berharap mendapatkan kemudahan agar saya dapat cuci darah seminggu dua kali agar kesehatan saya stabil seperti sebelumnya. Atau mungkin ada solusi lain yang lebih baik, ini juga sangat saya harapkan,” imbuhnya dengan penuh harap.

Kondisi yang dialami Hamidin menjadi potret betapa pentingnya akses kesehatan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.

Tantangan yang dihadapi Hamidin dan banyak pasien lainnya diharapkan dapat menjadi perhatian semua pihak, terutama dalam meningkatkan fasilitas kesehatan yang memadai dan akses yang lebih mudah bagi pasien dengan kebutuhan khusus seperti cuci darah. *