Dalam sains pengetahuan kita mengenal spesies cicak atau disebut dengan platyura dalam bahasa Yunani platus artinya pipih, dan ura yang berarti ekor. Dalam kehidupan hewan sejenis cicak adalah menjadi hal yang biasa—hidup ditempat yang lazim seperti rumah² dan tempat lainnya.
_____Dalam banyak tempat cicak selalu saja dalam kehidupan manusia, menempel ditembok, di dinding maupun di palfon rumah dan gedung. Kadang kita tak pernah sedikit pun untuk membunuhnya.
Dalam perspektif sosial, gejala ephostheisme seringkali muncul baik secara visual maupun secara fisik. Emosional manusia, terkadang melampaui rasionalitasnya ketika melihat sesuatu yang berlebihan (over load). Ada pameo menyebutkan membakar satu gudang hanya untuk membunuh seekor tikus, naif bukan?,….tapi itulah gerak emosional.
Nah, apakah kemudian harus memecahkan kaca jendela hanya karena ada seekor cicak menempel dilbaliknya?
Begitu pula pada aras politik—-kadang kita harus membunuh orang lain sementara bukan ia yang bertikai___apa bedanya pecahnya kaca tanpa cicak harus terbunuh.
Karena itu, pada fakta² sosial setidaknya “politik dipahami sebagai ruang interaksi” bukan sebaliknya menjadi ruang yang serba gelap dan saling membunuh tanpa mengenali lawan dan kawan yang ada.
Maka belajarlah pada pikiran Francis Fukuyama yang memandang politik itu sebagai seni dan trust. Bukan pengyakinan.
# Catatan_Malam
Salam takzim____
Gambar hanya sebagai pelecut—–