Krisis ekologi yang mengakibatkan bencana alam—karena pembalakan hutan, illegal mining, dihampir seluruh dunia mengalami masa transisi iklim yang berakibat pada menipisnya lapisan ozon, polusi udara, pencemaran lingkungan karena limbah industri, wabah penyakit karena tidak tersedianya ruang yang besar bagi pertukaran udara bagi kebutuhan manusia.
Fenomena ini kemudian mendorong beberapa negara untuk melaksanakan satu consensus internasional sebagai sikap politik dunia terhadap lingkungan hidup. Di Stockholm Swedia pada tanggal 5 Juni 1974 adalah momentum lahirnya kesepakatan melalui majelis umum PBB dan menetapkan tanggal 5 Juni sebagai World Enviroment Day (Hari Lingkungan Hidup Sedunia).
Konsensus tersebut diilhami oleh keadaan dunia yang mulai tergerus dengan tangan² borjuasi (pemilik modal) atau kapitalisme untuk meraup keuntungan secara ekonomi tanpa mempertimbangkan pada aspek ekologis. Efek domino dari krisis ekologi adalah bencana alam, reboisasi yang tidak sebanding dengan reklamasi karena back up kepentingan dari pemilik modal—maka bencana begitu sulit dikendalikan.
Dihampir beberapa negara bahkan didaerah pun fenomena ini bukan lagi menjadi rahasia umum—pembiaran dari kerusakan lingkungan hidup menjadi catatan yang memprihatinkan. Entah, siapa yang harus disalahkan. Atau kita semua sedang belajar dalam.pembiaean secara berjamaah. Entahlah,…fenomena ini akan berakhir.
Political Will dari pemimpin negara di dunia, maupun pemerintah daerah— melalui regulasi sebagai upaya untuk menekan angka pengrusakan lingkungan—justru mengalami anomali sistemik. Kenapa?, (Tanpa menuduh), seakan terjadi “bargaining” dibalik keputusan produk undang² yang ada. Kosmologi tentu tak menarik bagi sang kapitalis untuk menemukan esensi lingkungan hidup untuk manusia. Sebab sang kapitalis—hanya memiliki economic oriented no humanity.
Karena itu, dihari lingkungan hidup sedunia di Stockholm tahun 1972 adalah mengkampanyekan bagaimana lingkungan hidup menjadi bagian dari manusia (kosmologi), dan habitusnya tetap terjaga oleh manusia bukan sebaliknya—terjadi penjarahan disana sini.
Sebab itu, kosmologi harus tetap dijaga sebagai manifes dari keberlanjutan ummat manusia.
# CatatanSORE
#RefleksiHariLingkunganHidupSedunia
Dari sejarah kita mengenal