Bagi sebagian warga Belitung yang menyaksikan di era tahun 1942 hingga1943, tentunya banyak terekam kisah-kisahFenomenal Perang yang terjadi di bumi Belitung. Pasalnya, ditahun-tahun tersebut Indonesia belum merdeka dan memiliki dampak kepada daerah terutama bagi pulau Belitung
Pada tahun-tahun tersebut, keberadaan Belitung rupanya masih takluk dengan jepang. Tahun 1942, khususnya di bulan februari tesebut, Jepang sempat melakukan serangan udara terhadap Belitung. Ini tentunya menimbulkan kepanikan luar biasa. Sekolah waktu itu ditutup. Orang-orang bersembunyi di hutan dan kampong-kampung. Sementara orang Eropa yang sempat menetap di Belitung pun di evakuasi ke Jawa, sedangkan dua kapal yang mereka bawa, ditenggelamkan oleh tentara jepang.
Pada tahun-tahun 1942 juga, tepatnya 10 April. Jepang masuk ke Belitung dan pegawai NV GMB di internir. Demang KA Moh Yusuf ditunjuk jepang sebagai pengganti Asistent Residen untuk waktu tiga bulan dan bertanggungjawab kepada komandan Militer.
Saat menjadi jajahan Jepang, tahun 1943 tersebut Belitung ketika itu pun dibuka kegiatan pertambangan timah NV GMB di rubah menjadi MKK. Yakni, Mitsubshi Kogyoka Kaishaa, dengan tambang terowongan di gunung Selumar. Kegiatan ini adalah untuk mengali biji besi dan tembaga.
Di tahun 1943 juga, Jepang membuka perladangan padi. Lokasi di Perpat Kecamatan Membalong. Selama enam bulan Padi perpat dihasilkan 800 ton padi Ladang.
Tak cukup disitu guna kepentingan Jepang, pelabuhan bebas Belitung didirikan. Bahkan ketika itu pelabuhan itu berkembang dan sangat pesat. Bahkan sekolah pertukangan pun dibuka, hingga perahu-perahu dengan bobot 50 ton ke atas dibangun.
Selain itu,tahun 1943 juga Jepang membuka akses pelabuhan udara di Buluh Tumbang (sekarang Bandara Has Hanandjoedjin). Kegiatan ini juga untuk kepentingan militer. *Diambil dari berbagai sumber.