Home / Sejarah / Menyelusuri Makam KA Rahad, Pendiri Kota Tanjungpandan dan Perjalanannya
makam ka rahad

Menyelusuri Makam KA Rahad, Pendiri Kota Tanjungpandan dan Perjalanannya

Bagikan :

Membalong: Makam tua berukuran panjang sekitar dua meter itu memang jauh dari keramaian.Letaknya jauh di pelosok kebun sawit swasta, Di Desa Kembiri, Membalong, Belitung.

Jaraknya sekitar 7 km dari Jalan Raya Desa Kembiri atau sekitar 60 km dari tanjungpandan.Lumayan penat untuk ditempuh bila mengendarai sepeda motor.Tapi, bila sudah sampai lokasi, hemburan angin segar akan menyapa.

Rindangnya, perpohonan disekitar makam, membuat tempat itu tampak selalu teduh. Tak ada bising kendaraan,kecuali suara burung yang bersiul di ranting kayu. Dulu, sebelum dibuka kebun sawit, kompleks pemakaman ini mashi hutan rimba dan hanya ditempuh lewat jalan setapak. Untuk mencapai lokasiagar sulit.Tapi kini bisa ditempuh dengan waktu satu jam perjalanan dari Tanjungpandan.

Nah disitulah Makam KA Rahad,sosok makam sang pendiri kota Tanjungpandan.Makam KA Rahad di Aik Labuk kini menjadi situs sejarah yang dilindungi undang-undang.

Jasad tokoh besar ini dikebumikan sejak tahun 1854 di tengah hutan Aik Labuk. Dikawasan makam yang berukuran 100 m X 80 m itu juga ada makam Istri KA Rahad yaitu NA Sawuk, serta 16 makam lainnya, yang diduga kerabat dan orang dekat KA Rahad.

KA Rahad dan Istrinya NA Sawuk mendapat piagam penghargaan dan pemancangan bambu runcing merah putih.

Ini berdasarkan keputusan DHD Badan Penggerak Pembudayaan Jiwa,semangat dan nilai-nilai kejuangan 45 Provinsi Sumatera Selatan tanggal 7 Oktober 2002. Penghargaan itu diberikan,sebab KA Rahadbukan hanya sebagai pendiri kota tanjungpandan,tapi patriot bangsa yang berani mempertahankan martabat daerah kelahirannya dari tekanan penjajah asing.

Selain itu sikap keteladanan sebagai pemimpin pantai menjadi contoh dan bahan renungan.

Di masa KA Rahad misalnya.Menurut Komisaris Pemerintah Belanda JJ Van Sevenhoven dalam laporannya tahun 1823, bahwa pulau Belitung telah menghasilkan paku-paku yang terbuat dari timah.

Sementara JC Mollerna membuat laporan kehidupan para Depati, kalau dilihat dari cara berpakaian dan tempat tinggal mereka tergolong sederhana,walaupun dijari tangan mereka penuh cincin permata yang besar-besar.

Catatan tersebut mengindikasikan bahwa KA Rahad bukan hanya sosok yang terpandang,namun pemimpin yang sederhana,Walaupun sebagai penguasa masa itu,

KA Rahad bisa hidup makmur,namun itu tak diperlihatkan para rakyatnya.Bahkan, sang pendiri Tanjungpandan itu berpesan agar dikebumikan ditengah-tengah pulau Belitung,Mungkin barangkali,KA hendak bersikap adil dan pemimpin selalu dekat dan berada ditengah-tengah rakyatnya.*trawangnews.com