Home / Sejarah / Kisah Cerita Tentara Mongol Menyingahi Pulau Belitung
mongol

Kisah Cerita Tentara Mongol Menyingahi Pulau Belitung

Bagikan :

Pengalan sejarah kedatangan tentara Monggol ke Nusantara itu ternyata memiliki keterkaitan dengan pulau Belitung.menyebutkan bahwa sekitar 695 tahun kemudian, tepatnya tahun 1987, seorang putra Belitung yang juga penelusur sejarah, Tonny F Billiton menemukan beberapa benda yang diduga kuat sebagai peninggalan balatentara yang diutus Ku Bihlai Khan untuk menyerang Raja Kertanagara.

Sejumlah benda pecahan, mangkok, guci gerabah, uang logam, perunggu dan potongan besi yang membantu membentuk golok, linggis dan keris. Benda arkeologi ini sebagai memang ditemukan dari riset lapangan yang dilakukan oleh Toni di padang rumput di kaki gunung tajam. Tapi, ada pula yang secara tidak sengaja digali oleh penduduk di kampong simpang tiga Belitung Timur, pada saat akan kekebun.

Dari pemikiran Toni, bila diperhatikan lokasi bukit sekitar Gunung Tajam hingga Simpang Tiga memang cocok untuk perkemahan dengan hamparan bukit bebas pandang. Sedangkan di pengunungan tumbuh pohon-pohon besar yang berkualitas baik untuk buat kapal.

Dari pemikiran itu, Toni memperdalam risetnya. Asal usul benda arkeologi temuan itu ditelusurinya hingga ke museum Beijing. Setelah ditiliti jenis dan motifnya, pecahan mangok dan gerabah yang ditemukan di Simpang Tiga adalah buatan zaman dinasti Sing (960M-1206M) dan Dinasti Yuen (1206M-1341M). Sedangkan uang logam perunggu ditemukan ditempat selebaran yang sama memiliki inisial “Ce-Yuan” merupakan tahun pembuatan terakhir zaman kaisar KuBihlai Khan.

Kuat dugaan lokasi perbukitan dan padang rumput di kaki GunungTajam ratusan tahun lalu pernah dijadikan tempat perkemahan dan gudang logistic ribuan tentara monggol sebelum menyerang Singosari. “Dari kajian geografis pulau Belitung sangat strategis pelayaran, khususnya Teluk Buding yang berada di Utara sangat mungkin sebagai tempat perbaikan kapal kapal armada.

Fakta lainnya, bila berlayar di depan teluk Buding akan terlihat jelas Gunung Tajam yang menghadap ke depan. Dan bila memutar waktu 700 tahun ke belakang, bukan mustahil sungai buding yang hulunya sampai cendil dan Air Batu kala itu jauh lebih besar dan dalam ari kondisi sekarang. Hanya pertumbuhan pohon bakau sepanajang teluk Pering hingga teluk Buding dan proses sigmentasi ratusan tahun telah membentuk delta-delta dan daratan yang membuat alur pelayaran sungai tampak sempit saat ini.

Artinya, lewat Sungai Buding armada tentara Monggol akan mudah mencapai Kaki Gunung Tajam. Lagi pula, hamparan padang rumput di antara perbukitan di kaki Gunung Tajam mirip dengan tempat pemakaman kaisar-kaisar di Tiongkok, sehingga diyakini memang tempat ideal untuk perkemahan tentara Monggol.

Hal lainnya yang bagian dari fakta adalah, diantara tiga kolong (danau) besar di Parit Gunung, sekitar kawasan kaki Gunung Tajam, menurut kisah penduduk setempat, pernah ditemukan kerangka kapal kuno, tulang gajah mina, dan ikan tapa. Pada saat penambangan timah zaman Belanda. Namun oleh Mandor tambang semprot NV GMB ketika itu, kerangka kapal kuno tersebut diperintahkan dibakar. Sedang balok kayu berdiameter 40-60 cm yang dikabarkan tertimbung lumpur didasar kolong hingga kini belum diketahui peninggalan zaman apa.

Boleh jadi, analisasa Tony benar. Sebab sebuah catatan sejarah di Museum Gajah Jakarta tahun 1993, mengungkapkan rute perjalanan tentara Monggol memasuki nusantara. Menurut catatan armada Mongol berlayar dari Champak ke Semenanjangung Malaya, melewati pulau Bangka dan singgah di Belitung , terus melalui karimata menuju Karimun Jawa dan langsung ke Tuban.*disarikan dari Suar Belitung Hasil Riset Sunanti dan H.M.A , pada tahun Juli 2006.

Untuk warga Belitong dan sekitar saat ini trawang News memiliki aplikasi android di play store,Lebih canggih, cepat, ringan, dan hemat kuota,Pengalaman terbaru mengakses Trawang News langsung dari smartphone Android kamu, membaca Berita,info,Tips dan lainnya,silahkan donwload aplikasi kami di play store atau bisa juga langsung dengan memasang aplikasi kami dengan KLIK gambar dibawah ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *