SELATNASIK: Upaya untuk mempertahankan kemerdekaan RI di pulau Belitung juga terjadi di wilayah kecamatan Selat Nasik. Peristiwa itu pecah dengan sebutan pertempuran Tanjung Lacur, yang terjadi 18 Desember 2019.
Berdasarkan buku perjuangan rakyat Belitung tahun 1924-1950 disebutkan di Tanjung Lacur dilatihlah calon TKR yang beranggotakan dari Selat Nasik, Suak Gual, dan Petaling. Mereka pun dilatih dengan gaya militer jepang sebagai upaya untuk mempertahankan kemerdekaan.
Namun setelah beberapa hari berada di Tanjung Lacur, pada hari Selasa tanggal 18 Desember 1945 datanglah kapal perang HMS Admiral Tromp dari arah Tanjungpandan.Sasaran mereka Tanjung Lacur. Penembakan bertubi-tubi karena dianggap sebagai markas besar TKR dibawah pimpinan F Manusama.
Karena terjadi penembakan, dari TKR pun tak berdiam diri. Mereka mengadakan perlawanan dengan senjata karaben.
Karena senjata tak seimbang, pasukan Nica dapar dengan mudah menguasai menara suar Tanjung Lacur.
Pasukan TKR dibawah pimpinan F Manusama ini berada dihutan dan terus melakukan penyerangan dari pagi hingga malam hari.
Untuk menghindari berbagai serangan dan selalu dikuti pasukan Nica , pasukan TKR Manusama dan rombongan Abdus Somad berangkat ke tanjung berikat bangka.
Dalam perjalanan itu mereka singgah di desa Suak Gual, pulau Gersik, dan Pongok.Dari berbagai pertempuran itu, gugur dimedan perang sebanyak 4 korban yang menjadi kusuma bangsa, diantaranya Abdurrahman bin Bujang, Basari bin Kulup Bus, Ali bin ujup , Seridin. *buku perjuangan rakyat Belitung 1924-1950.