Herawati Diah, Tokoh Pers Perempuan Indonesia Kelahiran Belitung

Sosok Herawati Diah merupakan sudah akrab di telingga kalangan pers Indonesia. Dia adalah Wartawati senior dan tokoh pers perempuan di Indonesia.

Herawati begitu nama lengkapnya, Siti Latifah Herawati ini merupakan perempuan kelahiran Belitung pada 3 April 1917. Dia pun, istri dari tokoh pers dan mantan Menteri Penerangan era awal Pemerintahan Soeharto, BM Diah.

Seperti dilansir merdeka.com, Herawati pernah meraih Penerima Bintang Mahaputra. Ia memulai karir sebagai wartawan sejak 1942 sebagai wartawan lepas Kantor Berita United Press International (UPI).

Ia pun sempat bergabung sebagai penyiar di Radio Hosokyoku Lulusan Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta, dan melanjutkan pendidikan ke American High School di Tokyo, Jepang. Dia juga melanjutkan pendidikan ke Barnard College, Amerika Serikat.

Tak hanya itu, Seperti diberitakan Antara, Herawati menikah dengan BM Diah sekitar tahun 1945 yang saat itu bekerja di Koran Asia Raja. Pada 1 Oktober 1945, BM Diah dibantu Herawati mendirikan Harian Merdeka. Kemudian bersama suaminya mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa inggris pertama di Indonesia yang pertama kali diterbitkan dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat pada 1955. Koran itu dibagikan pertama kali dalam acara itu.

Herawati Diah dikenal sebagai wartawan berbakat dan berdedikasi tinggi pada masanya. Selain menekuni dunia jurnalistik sejak lama, Herawati juga aktif menekuni hobi bermain bridge.

Tokoh pers wanita ini merupakan satu dari 14 tokoh nasional yang berjasa pada program-program United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) di Indonesia.
Di usianya yang sudah senja, Herawati masih aktif menekuni hobinya bermain bridge dua kali seminggu. Bahkan, ia masih mengikuti turnamen bridge. Ia mengatakan, dengan bermain bridge, kemampuan otak akan terus terasah dan mencegah kepikunan.

Herawati Diah meninggal pada tanggal 30 September 2016 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, karena usia yang sudah sepuh dan mengalami pengentalan darah. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, di samping makam suaminya, B.M. Diah.*Diambil berbagai sumber