MANGGAR: Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, peran website desa menjadi semakin krusial. Namun, kenyataannya, dari 39 desa di Kabupaten Belitung Timur, hanya 10 yang aktif memanfaatkan platform ini. Untuk menjawab tantangan tersebut, Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (DiskominfoSP) Kabupaten Belitung Timur menggelar Workshop Pelaksanaan Optimalisasi dan Monitoring Website serta Pengelolaan Aspirasi Publik Kelompok Informasi Masyarakat Desa, pada Jumat (4/10/24) di Hotel Guest Manggar.
Workshop ini dihadiri oleh 78 perangkat desa dan perwakilan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dari 39 desa di Kabupaten Beltim. Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Diskominfo Beltim, Bayu Priyambodo, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta literasi digital perangkat desa, khususnya dalam pengelolaan website dan penyebaran informasi publik.
Bayu Priyambodo dalam sambutannya menyampaikan bahwa DiskominfoSP Kabupaten Beltim berkomitmen untuk terus mendorong keterbukaan informasi publik yang terintegrasi, terutama di tingkat desa. “Kami ingin setiap desa memiliki website yang terhubung dengan portal informasi Kabupaten Beltim, beltim.go.id, sehingga informasi pembangunan dapat tersebar lebih luas dan sampai ke masyarakat,” ujarnya.
Dalam sesi workshop, peserta dibagi dalam dua kelompok: sesi pagi untuk desa yang websitenya baru berinisiasi atau kurang aktif, dan sesi sore untuk desa yang sudah memiliki website yang berjalan aktif. Bayu juga menegaskan bahwa DiskominfoSP akan menyediakan desk konsultasi bagi desa yang membutuhkan pendampingan dalam pengelolaan website dan penyebaran informasi publik.
Tantangan dan Potensi Website Desa
Diakui, pengelolaan website desa masih menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di tingkat desa. Caesar Friadi Melawiandri, Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika DiskominfoSP Beltim, yang menjadi narasumber dalam workshop ini, mengungkapkan bahwa hanya 10 desa yang benar-benar aktif membuat konten dan menyebarkan informasi melalui website mereka. Salah satu contoh terbaik adalah Desa Jangkar Asam di Kecamatan Gantung, yang dianggap paling aktif, diikuti oleh Desa Mekar Jaya dan Bentaian.
“Kami melihat banyak desa yang masih belum menyadari manfaat dari memiliki website yang aktif. Padahal, website ini bisa memberikan dampak positif, bukan hanya bagi desa, tapi juga bagi UMKM, organisasi kepemudaan, dan sektor pariwisata desa,” ujar Caesar.
DiskominfoSP, lanjut Caesar, berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan dan meningkatkan literasi digital di desa-desa agar website desa dapat dikelola dengan lebih baik. “Dengan optimalisasi website, informasi pembangunan akan lebih cepat sampai ke masyarakat, dan tentunya akan mendukung keterbukaan informasi publik yang lebih luas,” tambahnya.
Harapan Ke Depan
Workshop ini menjadi bagian dari upaya DiskominfoSP untuk menjadikan Belitung Timur sebagai kabupaten dengan keterbukaan informasi publik yang unggul. Kolaborasi antara pemerintah daerah, kecamatan, dan desa diharapkan dapat memperkuat jaringan informasi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Dengan semakin aktifnya website desa, aspirasi masyarakat dapat tersampaikan dengan lebih cepat dan terfasilitasi dengan baik. Tak hanya itu, website yang dikelola secara aktif juga menjadi jendela promosi bagi potensi desa, termasuk di sektor pariwisata dan UMKM, yang berpotensi menarik perhatian dari luar.
DiskominfoSP mengajak seluruh desa di Kabupaten Beltim untuk bersama-sama meningkatkan kualitas informasi publik. Seperti yang disampaikan Bayu Priyambodo, “Keterbukaan informasi adalah kunci. Dan website desa adalah salah satu gerbang utamanya.”*Sumber: Diskominfo-Beltim