Pertemuan Silaturahmi Adat dan Budaya Antara LAM Belitung Bersama LAM Beltim: Mengukuhkan Kebanggaan Pulau Belitong dalam Kebersaman adat dan budaya

Kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan ini kata Khairil, diharapkan dapat menjadi pedoman bersama dalam membangun adat dan kebudayaan yang lestari, sebagai warisan yang berharga bagi generasi mendatang.

MANGGAR – Suasana keakraban dan rasa begalor sesama ‘urang dirik’ yang terpancar di ruang kerja Kantor Wakil Bupati Beltim saat gelaran Silatuhrahmi Adat antara Lembaga Adat Melayu Belitung bersama Lembaga Adat Kabupaten Beltim digelar pada hari ini, kamis, 13 Juni 2024.

Acara yang dihadiri Wakil Bupati Beltim Khairil Anwar, Asisten 3 pemkab Beltim Haryoso, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Belitung Hendri. Ketua LAM (Lembaga Adat Melayu) Belitung Achmad Hamzah, Ketua LAM Beltim Andi, Kabid Budaya pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung Fithrorozi,  Wakil Ketua LAM Belitung Shafwan AR , Sekretaris LAM Belitung Ismail Mihad, Bendahara LAM Belitung Wawan Irwanda, Ketua LAM Kecamatam Tanjungpandan Alpian, Ketua LAM Kelurahan Tanjungpendam Asri, Ketua LAM Kelurahan Pangkalang H Heri Gunawan, Ketua LAM Paal Satu Masri, Ketua LAM Kelurahan Kampong Damai Rusmin, Ketua LAM Kelurahan Kota Sely Saptriani, Pemerhati Budaya/Seni Tari H. Rohalbani, Pemerhati Budaya/pengantin Belitung H. Sri Isniyati,

Turut hadir juga dari Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Beltim Sarwan,  Sekretaris LAM Beltim Arif  dan Pengurus LAM Beltim lainnya Akil, Hania dan Amiludin yang menjadi tonggak penting dalam mengukuhkan kebersamaan dalam membangun adat dan budaya di pulau Belitong.

IMG 20240613 124039
Silatuhrahmi Adat antara Lembaga Adat Melayu Belitung bersama Lembaga Adat Melayu (LAM) Beltim digelar pada hari ini, kamis, 13 Juni 2024.

Adapun rencana pertemuan ini, yang telah diwacanakan sejak zaman Sekda Beltim Talapudin, akhirnya mendapat titik temu dengan dukungan dari Wakil Bupati Belitung Timur.

Sebagai upaya memelihara nilai-nilai luhur, pertemuan ini bukan sekadar pertemuan formal administratif, namun juga merupakan sejarah hidup yang menyatu dalam kebersamaan membangun adat dan budaya di pulau Belitong.

Ketua LAM Belitung Achmad Hamzah, dengan tegas menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan wujud dari kekuatan emosional sebagai satu kesatuan, meskipun terpisah secara administratif, tapi kesatuan dalam pulau Belitong.

Hal ini kata Achmad, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengakui dan menjaga warisan budaya tak benda, seperti Bebanjor dan Dul Muluk, ditetapkan bagi Kabupaten Beltim yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Belitong. Begitu juga makan bedulang, ditetapkan dari Kabupaten Belitung yang bukan hanya milik Belitung namun juga milik Beltim yang keseluruhan adalah punya Belitong.

Achmad Hamzah juga mengucapkan terima kasih kepada pemkab Beltim melalui wakil bupati Beltim Khairil Anwar atas partisipasi dalam mendukung acara ini sebagai wujud kepedulian adat dan budaya di Pulau Belitong.

“Terima kasih atas kepedulian adat dan budaya untuk kemajuan adat dan budaya se pulau Belitong,”katanya.

Sementara itu, Ketua LAM Kabupaten Beltim Andi sampaikan bahwa dalam pertemuan ini dihadiri pengurus yang tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Beltim.

Ia menyambut baik kedatangan lambel adat belitung dalam kaitan silatuhrahmi petemuan adat ini.

“Mari Kita bersepakat kita buat kebersamaan adat dan budaya. Yang belum kita benahi. Mari kita benahi secara bersama-sama, sepakat istilah adat dan budaya Belitong. Jadi adat dan budaya bukan punya orang kampit, atau punya manggar, atau orang pangkalalang, tapi adat dan budaya semua punya orang Belitong,” katanya.

Ia menambahkan bahwa komitmen dalam membangun adat dan budaya dalam menguatkan kearifan lokal bagi dua kabupaten perlu kekompakan dan kebersamaan belum lama ini ditunjukan masing lembaga adat melayu Belitung dan Beltim.

“Saya pernah menjadi Narasumber, pada hari jadi desa tanjung bingga, kaitan asal usul kampong. Begitu juga pak Ahmad Hamzah jadi narasumber, dalam penguatan P5 , kaeraifan lokal di SD 1 Manggar dalam kegiatan p5. Ini kebersamaan yang tetap kita pelihara,” katanya.

Sedangkan Wakil Bupati Beltim Khairil Anwar, menyambut baik pertemuan ini sebagai langkah konkret untuk menyatukan kekuatan adat dan budaya dalam memajukan daerah Belitong (belitung dan beltim)

Kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan ini kata Khairil, diharapkan dapat menjadi pedoman bersama dalam membangun adat dan kebudayaan yang lestari, sebagai warisan yang berharga bagi generasi mendatang.

Dengan pertemuan, kata Khairil, dapat dibuat kesepakatan apa-apa yang menjadi panduan bersama dalam membangun budaya dan adat Belitung dan Beltim.

Hanya saja ini sebetulnya, kata Khairil ini baru pertemuan awal bisa berlanjut ke dalam pertemuan berikutnya.

“Pokok inti belum sampai. Jadi kita harapkan, nantinya ada pertemuan lanjutan. Karena ini penting, bagi semua pihak. Katakan nagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Kebudayaan untuk generasi muda ke depan mulai penanaman akan adat dan budaya, sejak dini, SD, SLTP, SLTA dan generasi muda lainnya.Mari Kita merangkum dam membuat kesepakatan. Ini penting sebagai tuntunan bagi semua pihak apalagi untuk warisan generasi ke depan,” katanya,” katanya

Sementara itu, dalam dialog dan diskusi ini, disampaikan sejarah masing-masing kelembagaan adat dan penguatan kelembagaan, berbagai jenis adat dan budaya, cerite Belitong, seperti acara pesta perkawinan Belitong makan bedulang, payung lilin, kembang mangge.
Hal lainnya dibahas dalam hal berebut lawang, dan bagaimana pembahasan dalam adat perkawinan apakah masuk dalam beberapa pintu, misalnya Beltim dua pintu sedangkan Belitung tiga pintu dan tentunya bagaimana menyamakan persepsi juga dibahas dalam dialog dalam diskusi ini.

IMG 20240613 123914
Silatuhrahmi Adat antara Lembaga Adat Melayu Belitung bersama Lembaga Adat Melayu (LAM) Beltim digelar pada hari ini, kamis, 13 Juni 2024.

Sebab itu, lewat pertemuan ini menjadi bukti nyata akan keseriusan dalam memperkuat kebersamaan dalam memajukan adat dan budaya. Dengan semangat kekeluargaan, para peserta sepakat untuk terus membenahi dan memperkuat lembaga adat,

Dan tentu saja, Sebuah pertemuan yang tidak hanya menjadi wadah untuk berdialog dan bertukar pikiran, namun juga sebagai persembahan cinta dan kebanggaan akan warisan nenek moyang. Kebersamaan dalam membangun adat dan budaya menjadi cermin dari kekuatan sejati masyarakat Belitung, yang terus berjuang untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan identitasnya.

Diakhir acara pemerhati Budaya Ibu Rohalbani sampaikan harapan agar Belitung dan Beltim sepakat dan memiliki persepsi yang sama dalam hal adat dan budaya Belitong.
Dan menyelip sebuah pantun,

Bukan timpa sembarang timpa

Timpa itu ade makne

Kate urang zaman bahela,

Tande ikatan persaudaraan dan keluarge

Adat istiadat dan seni budaya Belitong mari kita lestarikan bersame- same