TANJUNGPANDAN:Minimnya kunjungan wisatawan ke Pulau Belitong, menjadi perhatian serius dalam reses Senator Bangka Belitung, Insyinyur Haji Darmansyah Husein di Desa Keciput, pada Sabtu 23 Desember 2024. hingga membuat sejumlah masyarakat, mengungkapkan harapan dan tantangan yang menghambat perkembangan pariwisata daerah.
Salah satu aspirasi yang mencuat datang dari, Kepala dusun di Desa Keciput, Sumardi, yang menyoroti tingginya harga tiket penerbangan, membuat wisatawan uring-uringan datang ke Belitung, hingga berdampak pada perekonomian lokal.
Hal ini juga diamini Kepala Desa Keciput, Pratiwi Perucha yang juga mendorong adanya tambahan, jumlah penerbangan dengan harga ekonomis, serta promosi wisata yang lebih masif, untuk mendongkrak sektor pariwisata.
Bandara H.A.S. Hanandjoedin: Titik Kritis Pariwisata Belitung
Dengan Turunnya status Bandara HAS Hanandjoedin dari internasional menjadi domestik, sejak April 2024 menjadi salah satu penyebab, menurunnya kunjungan wisatawan. Proyeksi jumlah penumpang pun diperkirakan merosot, dari 600.000 pada 2022 menjadi hanya 550.000 di akhir 2024.
Hal itu terungkap saat Senator ini lakukan kunjungan kerjanya ke bandara HAS Hanandjoedin pada Jumat 20 Desember 2024, Darmansyah berdiskusi dengan pihak pengelola terkait isu strategis untuk keberlanjutan bandara. Perlu dipikirkan langkah strategis untuk, menarik maskapai internasional kembali. Selain itu, sektor kargo juga menjadi sorotan. Optimalisasi layanan kargo dinilai mampu, menggerakkan roda ekonomi lokal, terutama untuk distribusi komoditas unggulan, seperti hasil laut dan tambang.
Menanggapi hal tersebut, Senator Bangka Belitung Ir.H. Darmansyah Husein, menawarkan langkah strategis jangka pendek dan panjang untuk menarik lebih banyak wisatawan. Menurutnya, daya tarik atau “magnet besar” harus diciptakan agar sektor transportasi dan pariwisata, secara alami tumbuh dan berkembang.
Darmansyah menjelaskan bahwa adalah menciptakan magnet besar, adalah salah satu kuncinya.
“Kita harus membuat wisata Belitung menjadi kemasan yang menarik, sehingga wisatawan merasa harus datang ke sini. Selain itu, perlu pengembangan industri, misalnya di Belitung Timur, seperti industri perkapalan. Dengan begitu, magnet pariwisata dan industri, saling mendukung ataupun semacam ada marina, pelabuhan yang bisa bersandar kapal besar,” paparnya.
Ia menekankan pentingnya kerja keras untuk membangun daya tarik ini. Kombinasi antara pengembangan destinasi wisata yang unik, dan industri yang kuat diharapkan dapat membawa dampak signifikan, bagi ekonomi dan kunjungan wisata.
Sebagai langkah jangka pendek, Darmansyah mengusulkan subsidi transportasi, untuk menekan harga tiket penerbangan.
“Subsidi ini sifatnya rintisan saja, sebagai pancingan awal. Tapi harus ada batasan, agar tidak membebani keuangan daerah,” katanya.
Selain itu, ia mengusulkan koordinasi dengan maskapai untuk menemukan skema, yang memungkinkan harga tiket lebih terjangkau. Langkah ini diyakini akan mempermudah akses wisatawan ke Belitung.
Darmansyah menggarisbawahi pentingnya melibatkan pemerintah daerah, dalam hal ini bupati atau kepala daerah dan pelaku usaha untuk memasarkan Belitung, sebagai destinasi unggulan.
Lebih lanjut, ia mendorong pembukaan kembali penerbangan internasional melalui kerja sama dengan Angkasa Pura dan Kementerian Perhubungan, serta pentingnya sertifikasi dan pelatihan keamanan rutin untuk memastikan kualitas, layanan bandara yang optimal.*