TANJUNGPANDAN – Malam itu, Kamis (4/9/2025), rumah kediaman Mahadir di Jalan Sudirman Air Raya, Tanjungpandan, tampak berbeda. Kursi-kursi tersusun rapi, aroma masakan tersaji menggoda, dan senyum keakraban menyelimuti suasana. Bukan sekadar pertemuan biasa, silaturahmi yang digelar Mahadir kali ini bertepatan dengan hari istimewanya: ulang tahun ke-61, (4 September 1964)

Tak ada pesta gemerlap, tak ada panggung megah. Yang ada hanyalah canda, tawa, dan kehangatan. Mahadir memilih merayakan usianya dengan sederhana: mengundang rekan sejawat, sahabat lama, hingga kolega sesama anggota DPRD Belitung periode 1999-2004 dan 2004-2009, untuk sekadar makan malam bersama. Di balik kesederhanaan itu, terselip makna mendalam tentang arti kebersamaan.
Sosok yang Konsisten
Harpan Effendi, sahabat sekaligus kolega Mahadir di DPRD Belitung periode 1999-2004, tak segan menyebutnya sebagai pribadi yang istimewa.
“Beliau punya kesungguhan sampai tuntas, peduli terhadap masyarakat, dan tidak pernah melupakan rekan-rekannya. Itu yang membuat beliau berbeda,” ungkap Harpan sambil tersenyum.
Pujian serupa datang dari Suhari Sahar, koleganya sesama anggota DPRD Belitung bersama Mahadir. Menurutnya, semangat Mahadir dalam bekerja maupun berinteraksi dengan masyarakat adalah teladan nyata.
Pantang Menyerah dalam Usaha
Sementara Mahdi, teman dekat yang mengenal perjalanan panjang Mahadir, menyinggung sisi lain sahabatnya itu: dunia bisnis. Ia bercerita bagaimana Mahadir pernah jatuh bangun dalam usaha, tetapi selalu bangkit dengan optimisme.
“Meski sempat jatuh, beliau tidak pernah menyerah. Selalu mencari jalan untuk berdiri kembali,” ujar Mahdi.
Puncak Malam dengan Tumpeng
Gelak tawa malam itu berpuncak pada momen pemotongan tumpeng. Mahadir, didampingi Istrinya Jumiati, dengan wajah penuh rasa syukur, membagikan potongan pertama kepada sahabat terdekatnya, Mahdi. Simbol sederhana itu seolah menegaskan bahwa kebersamaan lebih berharga daripada seremonial meriah.
Usai doa bersama dipimpin Haji Zukron, hidangan pun disantap. Obrolan mengalir ringan, mulai dari cerita masa lalu, pengalaman berjuang, hingga harapan ke depan. Semua larut dalam suasana kekeluargaan.

Bagi Mahadir, sosok pengusaha yang kini tepatnya berusia 61 bukan sekadar angka. Itu adalah perjalanan panjang yang diwarnai kerja keras, pengabdian, serta persahabatan yang tulus. Dan malam itu, di kediamannya yang sederhana, semua itu berpadu menjadi cerita hangat yang akan dikenang.
Diakhir acara, Mahadir ucapkan terima kasih atas kehadiran rekan-rekan pada malam yang istimewa baginya.
“Terima kasih atas kehadiran rekan-rekan,” katanya.*












