TANJUNGPANDAN: Para Peternak Mandiri merasa keberatan kalau hanya daging ayam seakan- akan menjadi penyumbang inflasi terbesar di Belitung.
Padahal banyak sumber-sumber kebutuhan lainnya yang menjadi penyumbang inflasi.”Ikan rata-rata di atas 50 ribu/ kilogramnya akan tetapi masyarakat dan pemerintah tidak menjadi resah dengan harga tersebut,” kata Yahya salah seorang Peternak Mandiri di Belitung, kepada media hari ini di Tanjungpandan.
Keberatan Yahya, disampaikan terkait dengan pemberitaan yang beredar di masyarakat terkait dengan selisih harga kandang dengan pedagang yang mengambil ayam di kadang hanya 12 ribu itu adalah perlu diteliti lebih lanjut.
“Faktanya di lapangan jauh berbeda, kemaren waktu harga di pasar, ayam bersih 55 ribu, harga ayam kotor di kandang hanya di ambil pedagang kisaran 32 sampai 33 rbu. Ini jauh sekali selisihnya. Kalau seperti itu yang terjadi di lapangan bagaimana perternak tidak menjerit,” keluhnya.
Ia berharap ke depan dibutuhkan solusi dari pihak yang terkait untuk mengatasi masalah ini.
“Hal yang dipikirkan adalah beban peternak dengan biaya produksi yang tinggi dalam berternak ayam. Dan juga di tambahnya merebak peternak kemitraan dari pihak perusahaan yang pengisian kapasitas kandang yang begitu besar. Akan tetapi tidak ada pembatasan yang dilakukan pihak terkait biar stabil harga ayam di pasaran,” ungkapnya
Seperti diketahui, baru-baru pemerintah daerah lakukan pemantauan harga di Pasar Tanjungpandan terkait Antisipasi Inflasi di Awal Tahun 2023.

Dalam pemantauan sejumlah pejabat daerah, bersama Satgas Pangan dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) memantau harga komoditas yang dijual di Pasar Tanjungpandan, Rabu (18/1/2023), seperti halnya sejumlah pedagang, mulai dari pedagang daging ayam ras potong maupun pedagang sayuran dan bumbu dapur.
Dalam pengecekannya, salah satunya selama ini yang bisa menyumbang banyak potensi inflasi adalah di ayam potong.*