TANJUNGPANDAN: Hari pertama lebaran idul Fitri di Belitung, jatuh hari Minggu, 24 Mei 2020, dilakukan berbeda dengan tahun sebelumnya.
Dari pemantauan media online, hari ini, biasanya pelaksanaan Sholat Idul Fitri di halaman kantor bupati, gedung nasional, GOR maupun lapangan bola di Tanjungpandan atau pun lapangan terbuka/umum.
Namun tahun ini, kebanyakan kegiatan sholat Idul Fitri dilakukan di rumah masing-masing maupun masjid/surau/musollah, dengan ikuti aturan protokol kesehatan. Ini dilakukan karena untuk mencegah penyebaran virus covid-19, secara meluas.
Sementara, Di masjid, meski dilakukan sholat idul fitri, para jemaah diminta jaga jarak (sosial distance) dan dilakukan secara sederhana.

Usai sholat idul fitri, jemaah pulang ke rumah masing-masing lalu bersalaman /sungkem dengan orang tua, sanak family dan keluarga. Namun tidak bersalaman secara fisik bagi orang di luar keluarga kurang begitu dikenal atau handai taulan lainnya.
Dan dipastikan hampir seluruh masjid yang ada di Kabupaten Belitung menggelar ibadah Shalat Idul Fitri 1441 Hijriah dengan menerapkan protokol kesehatan penanganan COVID-19. Dan pelaksanaan tersebut mengacu kepada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 28 Tahun 2020 bahwa shalat id bisa dilaksanakan di suatu wilayah ketika wilayah tersebut zona hijau dan pengendalian COVID-19 cukup terkendali.
Kebetulan Belitung kasus COVID-19 terkendali dan memungkinkan untuk dilaksanakan shalat id dan tetap mengacu kepada imbauan bupati yakni melaksanakan shalat id di masjid dan surau dan tidak diperkenankan di lapangan.
Tidak dilaksanakan di lapangan terbuka maka sangat berisiko terjadinya kontak fisik sehingga dikhawatirkan akan berpotensi terjadinya penularan virus COVID-19.
Tidak ada open house seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi hanya lewat sambungan komunikasi lewat WA, Video Call, Telpon menyatakan ucapan hari raya, antar keluarga dan sanak family serta rekan sahabat.
Pada hari pertama lebaran juga dimanfaatkan warga untuk ziarah ke makam orang tua, serta ziarah keluarga lain yang telah ditinggalkan.
Hanya saja, soal makanan khas Belitung tak ketinggalan. Ketupat yang disajikan, dengan aneka makanan opor ayam, atau makanan lainnya seperti rendang daging, semur daging, ayam ketumbar, sambal ikan khas Belitung. Ini pun hanya sekadad saja karena situasi ekonomi kurang bersahabat. Begitu pun tak lengkap bila tidak ada minuman seperti fanta, coca cola, sprit, teh, dan minuman lainnya.
Inilah suasana idul fitri di Belitung di hari pertama. Sementara itu, Warga Jalan Murai Tanjungpandan Ani Saputra akui sebetulnya ingin mudik mengunjungi keluarga mertuanya di luar pulau jawa, namun karena covid akhirnya tetap di Belitung lebaran.”Insya Allah tahun depan baru mudik,” katanya.*tim