Tulisan ini bukan ingin membenarkan teori Marx jauh lebih baik dari teori² sebelum dan sesudahnya, tetapi paling tidak bahwa apa yang pernah diungkapkan Marx seakan menjadi jawaban atas apa yang terjadi saat ini. Dalam sejarah pengetahuan sosiologi, Marx pernah bilang bahwa “realitas sosial akan melahirkan kesadaran sosial”, bahwa Hokheimer pun pernah berucap bahwa penemuan ide² dapat ditemukan pada realitas yang ada.
Dari dua pendapat tersebut diatas memberikan isyarat kepada kita bahwa akan ada satu tatanan dalam kehidupan manusia kita akan menghadapi situasi sosial yang bersifat anomali (keanehan).
Dunia saat ini telah memasuki satu fase ketidakpastian—para ilmuwan pun belum mampu mengungkap “ruang misteri” dibalik pendemo covid 19, bahkan hampir semua negara melakukan blokade (lockdown), dan berlomba keluar dari zona merah, lebih ironisnya negara saling serang dengan negara lain.
Ketidakpastian ini bukan hanya negara yang satu menyerang negara lainnya, akan tetapi dihampir banyak negara—secara internal masyarakatnya terjebak pada skenario—yang yang berakibat pada saling menyerang baik posisi negara maupun posisi rakyatnya. Ini anomali, sulit dihindari, yang bisa diakibatkan oleh kepanikan, ketakutan, bahkan keresahan atas setiap realitas yang ada.
Memang tidak mudah untuk mencari jalan keluar yang baik, sebab pendemi ada tanpa kompromi—membantah pikiran presiden dengan ajakan mari berdamai dengan Corona. sebuah ajakan moral yang sulit ditemukan substansinya ditengah ketidakpastian.
Tetapi paling tidak ajakan tersebut bernilai positif bila—kewarasan melampaui kepanikan dan ketakutan. Nah, kalau demikian adanya, bagaimana dengan pesan Marx?,…pendemi (mungkin) bisa diretas bila kesadaran sosial bisa diwujudkan. Kesadaran sosial atau dalam sosiologi disebut keteraturan sosial hanya dapat dilakukan seperti memakai masker, jaga jarak, cuci tangan—semua itu adalah ikhtiar. Tetapi keteraturan sosial itu tak akan berdiri sendiri tanpa kekuatan regulasi dari kuasa yang ada.
Keteraturan dan tertib sosial—adalah salah satu dari sekian banyak jalan untuk memutus mata rantai dari situasi yang ada.
Sadar secara pikiran, sadar secara nurani, sadar sebagai kemanusiaan, dan sadar secara kepedulian—adalah jalan² kecil yang mungkin bisa menjadi spirit kesadaran untuk kita semua.
Berkesadaran sama halnya ber-peradaban.
# catatanRingan
Dari pulau kita mengenal