BADAU: Seorang warga kelekak usang, yang merupakan pekerja tambang menemukan sebuah dayung sampan yang diduga berumur ratusan tahun lalu, di Kulong Tambang di kawasan RT 02 RW 1 Dusun Cerucuk, Desa Cerucuk, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Informasi soal ditemukan dayung sampan disampaikan Lembaga Adat Melayu Desa Cerucuk Berahim kepada media baru baru ini.
Berahim ungkapkan bahwa sebut awalnya dayung sampan ini ditemukan dari seorang pekerja tambang dari operator dengan ke dalaman 6 meter di sekitar pohon besar.
“Selanjutnya, Oleh pekerja tambang, dayung tersebut diserahkan ke ketua lembaga adat desa Cerucuk,” katanya.
Berahim menceritakan bahwa ketika ditemukan dayung sampan tersebut berdekatan dengan makam nek kurap yang diduga ditemukan seminggu yang lalu.
“Dengan ditemukan berdekatan, ada dugaan bahwa dayung sampan ini berkaitan dengan peristiwa sejarah si kantan yang pernah terjadi di Cerucuk ratusan tahun silam. Bahkan,
Secara ditelisik lebih dalam Nek kurang (Umak si kantan),” dugaannya.
Berahim menambahkan dengan ditemukan dayung sampan seminggu yang lalu tentu ada kaitan dengan kaitan penemuan mimpi sebelumnya dari seorang warga Aik simpang rusa bernama Rawi yang diutarakan sebelumnya.
“Baserin (menantu saya) kawannya Rawi. Ade kejadian mimpi 3 tahun lalu dari mimpi Rawi (keturunan KA Rahat. Jadi dalam mimpi, almarhum nek kurap minta diislamkan. Dalam mimpi, Namanya Nek Kurap (name aku adalah Datuk Tatik Timah. Itu disampaikan dalam mimpi Rawi tersebut,” katanya.
Sementara itu, saat wartawan hendak menyaksikan keberadaan Dayun Sampan ini berada di rumah lembaga adat Desa Cerucuk , hadir juga anggota DPRD kepulauan Babel Junaidi Rachman, tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta warga lainnya.
Terhadap adanya penemuan dayung sampan tersebut, Berahim akui akan disimpan terlebih dahulu dan akan berkonsultasi dengan lembaga adat Melayu Belitung.
“Nantinya akan konsultasi dengan lembaga adat Belitung apa solusi dan langkah upaya selanjutnya terkait temuan itu,” katanya.
Sementara itu, Junaidi Rachman mendukung upaya kembali pengalian wisata terutama di desa Cerucuk sebagai bagian pengembangan wisata Belitung.
“Perlu dibenahi untuk kawasan wisata sejarah. Ini bisa diteliti lebih lanjut. Karena penemuan dayung ini berdekatan Makam nek kurap. Dan kawasan ini mau dilihat kalau masuk jalan besar jarak 300 meter ke lokasi makam,” katanya.*