Hadirkan Narsum LAM Belitung, Lembaga Adat Melayu Desa Membalong Gelar Pelatihan Satuan Tugas Perangkat Gawai Tahun 2023.

Mereka membawakan materi khusus mengenai organisasi perangkat gawai, menyamakan persepsi dalam melaksanakan prosesi gawai, sebagai bentuk upacara adat yang harus dilestarikan.

MEMBALONG:TRAWANGNEWS.COM: – Kegiatan bernuansa tradisi kembali menghiasi Desa Membalong, ketika Lembaga Adat Melayu (LAM) Desa Membalong menyelenggarakan Pelatihan Satuan Tugas Perangkat Gawai Tahun 2023, pada 14 Desember 2023.

Dengan penuh semangat, acara ini diadakan di Gedung Seni Desa Membalong pada Kamis lalu.

Tak hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh pemuka adat Belitung seperti Ketua LAM Belitung Achmad Hamzah, Sekretaris Ismail Mihad, dan Bendahara LAM Wawan Irwanda, namun acara ini juga dihadiri oleh kepala desa Membalong,  BPD Membalong, dan Ketua  Lembaga Adat Melayu  Membalong Sukri Sahabudin,  yang acaranya diikuti Sebanyak 30 peserta dari 12 dusun di Desa Membalong turut meramaikan kegiatan ini.

Narasumber (Narsum) utama acara ini tak lain adalah Ketua Lembaga Adat Melayu Belitung Achmad Hamzah, Bendahara LAM Belitung Wawan Irwanda, dan Sekretaris Ismail Mihad. Mereka membawakan materi khusus mengenai organisasi perangkat gawai, menyamakan persepsi dalam melaksanakan prosesi gawai, sebagai bentuk upacara adat yang harus dilestarikan.

Achmad Hamzah, dengan penuh kehangatan, menjelaskan pentingnya menjaga tradisi dalam melaksanakan prosesi gawai. “Ini bukan sekadar upacara, tapi bagian dari warisan budaya yang harus kita lestarikan bersama,” ujar Achmad.

IMG 20231215 064542
Pelatihan Satuan Tugas Perangkat Gawai Desa Membalong Tahun 2023, pada 14 Desember 2023.

Dalam suasana yang akrab, acara ini juga menampilkan sesi tanya jawab seputar teknis dan tata cara penyampaian serta penerimaan tipak. Selain itu, penekanan pada penyajian makan bedulang, yang disepakati untuk dilaksanakan dalam upacara gawai, bahkan jika hanya untuk antar besan, menjadi salah satu sorotan menarik dalam pelatihan ini.

Dengan semangat kebersamaan yang menyala-nyala, acara ditutup dengan harapan bahwa tradisi dan kearifan lokal yang diajarkan dalam pelatihan ini akan terus berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas daerah.*