Hilirisasi Ladong Timah dan Ekonomi Kreatif Jadi Topik Hangat Kelakar Santai dan Diskusi di Berandun Kopi Pangkal Lalang

Dengan adanya diskusi seperti ini, diharapkan langkah-langkah konkret bisa segera diambil untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Belitung. Hilirisasi ladong timah hanya sebuah contoh saja dan pengembangan ekonomi kreatif hanyalah sebagian dari berbagai potensi yang perlu digali lebih dalam demi kesejahteraan bersama.*

TANJUNGPANDAN: Diskusi santai namun penuh gagasan berlangsung di Berandun Kopi, Jalan Hayati Mahim, Kelurahan Pangkal Lalang Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung pada hari Senin, 10 Juni 2024.

Diskusi ini menghadirkan berbagai elemen masyarakat yang berbicara tentang potensi ekonomi kreatif dan pentingnya hilirisasi, sembari menikmati minum kopi, kopi susu dan aneka minuman lainnya.

Suasana di Warkop Berandun terasa hangat dengan obrolan seputar pengembangan produk lokal yang telah menembus pasar domestik dan nasional.

Pun Salah satu topik yang menjadi sorotan adalah hilirisasi, khususnya dalam konteks pengolahan, salah satu hanya sebuah contohnya saja, ladong timah (red: banyak potensi hilirasi timah)  Ladong timah, yang selama ini hanya diolah di tataran pusat, namun memiliki potensi besar jika bisa diproses menjadi produk jadi langsung di Belitung.

Saat ini, Belitung dikenal sebagai penghasil timah, namun pengolahannya masih terpusat di luar daerah.

Akibatnya, masyarakat lokal hanya menjadi konsumen, sementara nilai tambah dari pengolahan timah ini dinikmati di tempat lain. Diskusi di Berandun Kopi menekankan pentingnya memberdayakan daerah melalui hilirisasi.

Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hilirisasi adalah penghiliran yakni proses, cara, perbuatan menghilirkan atau proses, cara, perbuatan untuk melakukan pengolahan bahan baku menjadi barang siap pakai.

Singkatnya, hilirisasi memiliki arti yakni sebuah proses mengolah bahan baku menjadi barang siap pakai.

Dengan demikian, Belitung tidak hanya menghasilkan bahan mentah, tetapi juga mampu memproses dan memproduksi barang jadi yang dapat meningkatkan perekonomian lokal.

Ketua Gemawira Belitung, Kusumah Kosasih, yang hadir dalam diskusi tersebut, mengungkapkan bahwa hilirisasi sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing daerah.

IMG 20240610 091848
Diskusi santai namun penuh gagasan berlangsung di Berandun Kopi, Jalan Hayati Mahim, Kelurahan Pangkal Lalang Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung pada hari Senin, 10 Juni 2024.

“Kita harus bisa memproses timah ini di Belitung, agar manfaat ekonominya benar-benar dirasakan oleh masyarakat kita,” ujarnya.

Sementara itu, Mansur Mas’ud seorang seniman Belitung, menambahkan dukungan hilirisasi hingga pengembangan sektor ekonomi kreatif yang tentunya juga perlu didorong lebih jauh.

“Produk lokal kita, baik itu kerajinan tangan atau produk olahan, harus terus didukung agar bisa menembus pasar yang lebih luas,” katanya.

Diskusi ini bukanlah yang terakhir disini. Warkop Berandun Kopi berkomitmen untuk terus membuka ruang bagi masyarakat untuk berdiskusi dan berbagi gagasan.

Warga lainnya, yang hadir, seperti Irman dan Kik Yanto, dan banyak lagi yang hadir di Berandun Kopi, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, juga sepakat bahwa kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting dalam mendorong kemajuan ekonomi daerah, terlebih lagi mengaungkan hilirisasi, yang lagi naik daun, di Belitung.

Dengan adanya diskusi seperti ini, diharapkan langkah-langkah konkret bisa segera diambil untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Belitung. Hilirisasi ladong timah hanya sebuah contoh saja dan pengembangan ekonomi kreatif hanyalah sebagian dari berbagai potensi yang perlu digali lebih dalam demi kesejahteraan bersama.*