Inovasi TPID Kabupaten Belitung Timur: Kedai Pengendali Inflasi Daerah

Selain membuka KPID, Pemkab Beltim juga menggerakkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk menjaga ketahanan pangan dengan menanami pekarangan di setiap kampung. Dengan inisiatif ini, diharapkan inflasi dan stabilitas harga di Kabupaten Beltim dapat terjaga dengan baik

MANGGAR: Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Belitung Timur telah membuka Kedai Pengendali Inflasi Daerah (KPID), menjadi terobosan pertama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Bertempat di Kios Pasar Lipat Kajang Manggar, KPID ini menawarkan bahan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, mengundang antusiasme warga setempat. Peresmian dilakukan oleh Bupati Beltim, Burhanudin, dan Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy Sariu Tamawiwy.

Di KPID, harga stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) ditawarkan, seperti beras seberat 5 kg hanya Rp53.000, minyak goreng Rp12.500 per liter, tepung terigu Rp10.000 per kilogram, dan gula pasir Rp16.000 per kilogram. Pembelian bahan pokok masih dibatasi, dengan maksimal dua karung beras dan dua liter minyak goreng per orang.

Meskipun berbentuk koperasi dengan badan hukum dan NIB, KPID bekerja sama dengan Perum Bulog. Kedepannya, KPID akan menambahkan barang-barang lain seperti daging beku menjelang Idul Fitri, serta mendistribusikan barang ke BUMDes di Kabupaten Beltim.

Rommy Sariu Tamawiwy dari Bank Indonesia memuji langkah TPID Beltim sebagai inovasi luar biasa, dan berharap dapat menginspirasi daerah lain. Bupati Beltim, Burhanudin, menegaskan bahwa KPID bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan pokok bagi masyarakat.

Selain membuka KPID, Pemkab Beltim juga menggerakkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk menjaga ketahanan pangan dengan menanami pekarangan di setiap kampung. Dengan inisiatif ini, diharapkan inflasi dan stabilitas harga di Kabupaten Beltim dapat terjaga dengan baik.*.