Kongko Santai Pelaku UMKM di Kedai Pak Itam: Grup Peduli Halal Belitong Diskusi Kaitan Merek, Strategi Digital Marketing, dan Wisata Halal

Harapannya, pertemuan seperti ini dapat terus berjalan, memberikan manfaat nyata bagi pertumbuhan UMKM, dan menjadikan Belitung sebagai destinasi wisata halal yang diperhitungkan

TANJUNGPANDAN – Malam yang penuh semangat tersaji di Kedai Pak Itam, yang berlokasi di jalan Stadion Tanjungpandan, atau berada di Belakang SD Negeri 20 Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Bangka Belitung, pada Rabu (26/2/2025).

Para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di Belitung berkumpul dalam acara kongko santai yang diinisiasi oleh Grup Peduli Halal Belitong. Tidak sekadar pertemuan biasa, acara ini menjadi ajang berbagi wawasan, pengalaman, hingga membangun kolaborasi demi kemajuan UMKM di Pulau Belitong.

Sejak terbentuk pada 2022, Grup Peduli Halal Belitong telah menjadi wadah diskusi bagi 441 pelaku usaha dari berbagai sektor, mulai dari rumah makan, industri olahan, air isi ulang, hingga rumah potong unggas.

Jika biasanya mereka aktif bertukar informasi melalui grup WhatsApp, kali ini pertemuan tatap muka menjadi kesempatan langka yang dimanfaatkan untuk mempererat jaringan dan menimba ilmu baru.

Turut hadir beberapa tokoh penting, seperti Istanty, ST (anggota LPOM Babel sekaligus  owner Kedai Pak Itam), Ketua Gemawira Pulau Belitong Haryanto, Dewan Penasehat Gemawira Bambang Suseno, serta sejumlah pelaku usaha ternama seperti Owner Membarongan Sutam dan para pelaku usaha lainnya.

Sukses UMKM: Kuasai Digital dan Pahami Legalitas

Malam itu, para pelaku usaha mendapatkan wawasan berharga dari para ahli.
Sesi pertama diisi oleh Angela Agnestiana, S.ST.Par., M.Par, dari Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, yang membagikan strategi sukses berjualan di platform digital seperti Shopee. “Tren belanja online terus meningkat, dan UMKM harus mampu bersaing di pasar digital agar tidak tertinggal,” katanya.

Sementara itu, Ririn Rahman dari DPMPTSP Kabupaten Belitung menekankan pentingnya pendaftaran hak merek dan legalitas usaha.

“Punya produk bagus saja tidak cukup. Pelaku usaha harus memiliki perlindungan hukum melalui hak merek dan izin usaha, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB),” jelasnya.

Agus Hendra dari Lembaga Halal AKA Bogor turut menyampaikan pentingnya sertifikasi halal, terutama bagi pelaku usaha kuliner.

Menurutnya, label halal bukan hanya sekadar legalitas, tetapi juga membangun kepercayaan konsumen. “Makin banyak usaha yang memiliki label halal, makin besar peluang pasar yang bisa dijangkau,” paparnya.

Silaturahmi yang Menginspirasi

Istanty, sebagai inisiator acara, menegaskan bahwa pertemuan ini lebih dari sekadar diskusi bisnis. “Kami ingin menciptakan ruang diskusi yang nyaman, di mana pelaku usaha bisa berbagi ilmu tanpa tekanan formalitas,” ujarnya.

Obrolan pun semakin hidup saat para peserta menceritakan kendala yang mereka hadapi, mulai dari pemasaran, perizinan, hingga kaitan berusaha lainnya. Diskusi semakin seru ketika ditemani goreng tenggeng dan makan Prata khas Melayu (makanan terbuat tepung gandum, minyak, dan soda kue) serta secangkir kopi dan teh hangat, menambah suasana akrab di antara para peserta.

Wisata Halal: Peluang Baru untuk Belitung

Salah satu topik menarik yang dibahas adalah potensi wisata halal di Belitung. Dengan meningkatnya kesadaran terhadap produk halal, sektor pariwisata diharapkan bisa beradaptasi dengan menyediakan lebih banyak kuliner dan layanan berstandar halal.

Selain itu, terungkap dalam diskusi disentil soal tantangan dalam konektivitas penerbangan ke Belitung. “Semakin mudah akses transportasi udara, semakin besar peluang wisata halal berkembang dan UMKM lokal mendapatkan manfaatnya,” ujar salah satu peserta.

Kolaborasi, Kunci Masa Depan UMKM Belitung

Dari pertemuan ini, satu hal yang jelas: semangat kolaborasi adalah kunci untuk membawa UMKM Belitung semakin maju. Ketua Gemawira Pulau Belitong, Haryanto, berharap acara seperti ini bisa terus berlanjut.

“Forum ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga membuka peluang kolaborasi yang lebih luas. Dengan sinergi yang kuat, UMKM di Belitong bisa berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas,” katanya.

Malam itu, para peserta pulang dengan kepala penuh wawasan baru dan hati yang semakin bersemangat. Harapannya, pertemuan seperti ini dapat terus berjalan, memberikan manfaat nyata bagi pertumbuhan UMKM, dan menjadikan Belitung sebagai destinasi wisata halal yang diperhitungkan.*