Lapas Tanjungpandan Gandeng Kemenag Babel Tingkatkan Pembinaan Rohani bagi Warga Binaan Beragama Buddha

Sinergi antara Lapas dan Kemenag ini menjadi langkah nyata dalam menghadirkan pembinaan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh warga binaan, tanpa memandang latar belakang agama.

TANJUNGPANDAN – Dalam upaya meningkatkan kualitas pembinaan spiritual, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tanjungpandan menjalin sinergi dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Bangka Belitung. Kolaborasi ini diwujudkan lewat kunjungan resmi dari Pembimas Agama Buddha Kanwil Kemenag Babel, Wisnu Widiyanto, pada Jumat (13/06).

Kedatangan Wisnu yang didampingi Penyuluh Agama Buddha Wilayah Belitung, Trias Rahmawati Lukita Dewi, disambut hangat oleh Kepala Lapas Tanjungpandan, Royhan Al Faisal, di ruang kerjanya. Kunjungan tersebut sekaligus mempererat silaturahmi dan memperkuat koordinasi dalam program pembinaan keagamaan.

“Kami berkomitmen memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh warga binaan, termasuk yang beragama Buddha. Kolaborasi ini dituangkan dalam perjanjian kerja sama dan sudah mulai berjalan dengan baik,” ujar Kalapas Royhan kepada media.

Program pembinaan kerohanian bagi warga binaan beragama Buddha ini dilaksanakan secara rutin setiap minggu, dengan menghadirkan penyuluh agama dari Kemenag dan didampingi petugas registrasi dari Bimkemas Lapas.

Royhan menegaskan, pembinaan spiritual merupakan bagian penting dalam proses rehabilitasi narapidana. “Dengan pembinaan keagamaan, kami ingin menumbuhkan kembali keimanan dan memperkuat karakter positif warga binaan, sesuai ajaran agama mereka masing-masing,” jelasnya.

Di sisi lain, Wisnu Widiyanto menyampaikan apresiasi atas komitmen Lapas Tanjungpandan. Ia menyatakan kesiapannya untuk terus aktif menyelenggarakan kegiatan keagamaan yang mampu memberikan ketenangan batin dan memperdalam pemahaman spiritual bagi warga binaan.

“Kami berharap program ini tidak hanya bermanfaat selama mereka di dalam Lapas, tapi juga menjadi bekal untuk menjadi pribadi yang lebih baik ketika kembali ke masyarakat,” tuturnya.

Sinergi antara Lapas dan Kemenag ini menjadi langkah nyata dalam menghadirkan pembinaan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh warga binaan, tanpa memandang latar belakang agama.*