Maras Taun Dusun Kacang Butor: Ini Pesan Lembaga Adat Melayu Belitung

Acara Maras Taun ini diharapkan menjadi kegiatan yang terus dipertahankan oleh masyarakat Belitung. "Mengapa kita perlu mempertahankan Maras Taun? Karena acara ini mengandung nilai-nilai penting yang relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, kegiatan ini harus terus dilestarikan dan dijaga sampai kapanpun," pungkas Shofwan.

BADAU: Minggu, 19 Mei 2024, menjadi hari istimewa bagi masyarakat Dusun Kacang Butor, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung. Di kediaman Dukun Kampung sekaligus Ketua Adat Dusun Kacang Butor, acara Maras Taun berlangsung dengan meriah dan penuh makna.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk perwakilan Kecamatan Badau, Wakil Ketua Lembaga Adat Melayu Belitung (LAM) Shofwan AR, Sekretaris LAM Ismail Mihad, Bendahara LAM Belitung Wawan Irwanda, Kepala Desa Kacang Butor Dian, jajaran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kacang Butor, Lembaga Adat Melayu Desa Sungai Samak, serta tokoh agama, masyarakat, dan masyarakat setempat.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua LAM Belitung, Shofwan AR, menekankan pentingnya acara Maras Taun sebagai bagian dari adat istiadat, bukan sekadar tradisi. “Merupakan kewajiban bagi kita semua, khususnya yang hadir hari ini, untuk memberikan jawaban yang jelas kepada generasi muda mengenai Maras Taun. Ini adalah kegiatan adat istiadat yang mengandung norma, etika, aturan, dan adab, serta bagian dari aturan hukum yang tersirat di dalamnya,” jelas Shofwan.

IMG 20240520 094219
Dusun Kacang Butor, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung. Di kediaman Dukun Kampung sekaligus Ketua Adat Dusun Kacang Butor, acara Maras Taun berlangsung dengan meriah dan penuh makna.

Shofwan menambahkan bahwa hukum dalam Maras Taun sangat sesuai dengan syariat Islam. “Maras Taun mencerminkan tata kehidupan terhadap Allah SWT (Hablum minallah), hubungan antar sesama manusia (Hablumminannas), dan hubungan dengan alam (Hablum minal Alam). Dalam acara ini, kita belajar untuk saling menghormati, menghargai orang lain, patuh kepada pimpinan, serta menjaga dan melestarikan alam sekitar,” ungkapnya.

Acara Maras Taun ini diharapkan menjadi kegiatan yang terus dipertahankan oleh masyarakat Belitung. “Mengapa kita perlu mempertahankan Maras Taun? Karena acara ini mengandung nilai-nilai penting yang relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, kegiatan ini harus terus dilestarikan dan dijaga sampai kapanpun,” pungkas Shofwan.

Dalam Sambutannya, Kepala Desa Kacang Butor, Dian, juga menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas terselenggaranya acara ini.

“Saya berharap Maras Taun bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan adat istiadat yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita,” ujar Dian.

Maras Taun Dusun Kacang Butor bukan hanya sebuah perayaan, tetapi juga upaya nyata untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kaya dan sarat makna bagi masyarakat Belitung. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk mempertahankan nilai-nilai adat, Maras Taun akan terus hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Belitung.*