Nama dr. Hendrik Alexander Rotinsulu mungkin belum merajai publik, tapi di balik ketenangannya, tersembunyi jejak gemilang seorang pahlawan kesehatan. Lahir di Kelapa Kampit, lelaki ini menorehkan kisah inspiratif yang layak dikenal.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Nederlands Indische Arteen School di Surabaya, dr. Rotinsulu menapaki karir dokternya dengan berbagai penugasan yang mengukir prestasi. Dari tugas di pulau Geser, Maluku, hingga perjalanan di Bulukumba dan Luwuk di Sulawesi Selatan, setiap langkahnya membawa dampak positif bagi masyarakat.
Puncak karirnya terjadi di Kota Bandung pada 1951, di mana dr. Rotinsulu mengabdikan diri sebagai seorang dokter spesialis paru. Dengan konsistensinya dalam pelayanan kesehatan, almarhum juga menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Paru Solsana Cipaganti Bandung dan kepala BP4 (Balai Pemberantasan Penyakit Paru).
Dalam masa pengabdiannya sebagai seorang dokter, almarhum juga pernah diserahin tugas oleh pemerintah untuk memangku jabatan sebagai Direktur Dinas Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus, pada Kementerian Kesehatan tahun 1968 di Jakarta.
Karena prestasinya yang terus menonjol, pemerintah telah memberi kepercayaan kepada almarhum untuk menduduki jabatan Sebagai Kepala Pemberantasan Penyakit Paru-Paru Seluruh Indonesia sebelum di pensiunkan sebagai pegawai pemerintah pada tahun 1972
Tidak hanya di ranah kesehatan, dr. Rotinsulu juga menorehkan prestasi di dunia bridge dan organisasi sosial. Sebagai kapten tim nasional bridge, beliau berhasil membawa Indonesia meraih juara pertama dalam kejuaraan Timur Jauh di Hongkong.
Di tengah kesibukannya, dr. Rotinsulu aktif dalam organisasi sosial seperti Ikatan Dokter Indonesia dan Rotary Club, di mana keberadaannya memberikan kontribusi positif. Sebagai bagian dari pengurus Bumi Sangkuriang Bandung, almarhum turut berperan membangun kebersamaan di komunitas.
Pada 17 Juni 1987, Tuhan memanggilnya, meninggalkan warisan luar biasa bagi dunia kesehatan dan sosial.
LAYAK DIBERIKAN PENGHARGAAN
Tokoh senior IKMB (Ikatan keluarga masyarakat Belitong, Drs. Asmawie Asmad BE, MSc, menilai bahwa dr. Rotinsulu layak dijadikan pahlawan kesehatan dan mendapatkan penghargaan dari pemerintah setempat.
Menurut Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Investasi Provinsi Bangka Belitung serta Mantan staf di Lingkungan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini menyebutkan bahwa Pemkab Belitung dan Pemkab Beltim bisa mempertimbangkan memberikan penghormatan atau bahkan menamakan suatu apresiasi sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya yang luar biasa, tidak hanya bagi daerahnya tapi juga bagi Indonesia
Semoga kisah inspiratif dr. H. A. Rotinsulu terus memotivasi generasi penerus di bidang kesehatan dan sosial.*