Menjadikan Berpantun Yang Sopan, Santun dan Beradab, Lembaga Adat Melayu Belitung Gelar Sarasehan

TANJUNGPANDAN: LAMBEL (Lembaga Adat Melayu Belitung) menggelar kegiatan sarasehan acara pantun berebut lawang yang bertempat di Aula Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, pada hari ini Selasa 21 Februari 2023.

Acara kegiatan ini yang dihadiri Ketua Lembaga Adat Melayu Belitung Drs. H. Abdul Hadi Adjin, dan pengurus LAMBEL Achmad Hamzah, Ismail Mihad, dan relawan LAMBEL Marsadi serta Drs Basri dari Pemerhati Pendidikan dan budaya serta penghulu gawai serta para pemantun.

IMG_20230221_202854

Acara kegiatan ini menghadirkan Narasumber Achmad Hamzah dari LAMBEL dan Drs. Basri, Pemerhati pendidikan dan Budaya.

Ketua LAMBEl Drs. H. Abdul Hadi Adjin sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada
Bpk/ibu/Sedare Pemantun yang telah hadir acara sarasehan ini.
“Acara ini salah satu upaya melestarikan dan mengembangkan Para Pemantun yang Berkualitas, apalagi Pemantun ini sudah menjadi profesi,” katanya.
Hadi berharap agar Pemantun mampu menetapkan kode Etik Tata Cara Berpantun Yang Sopan, Santun dan Indah. “Pemantun Belitung, yang akan datang menjadi Organisasi Pemantun Yang Kuat Dan Sebagai Pembina Para Pemantun di Kelurahan dan Desa Se Kabupaten Belitung,” katanya.”

Nara sumber yang merupakan pemerhati Budaya Drs. Basri ungkapkan bahwa banyak hal perlu dibenahi dalam hal pantun dan berebut lawang ke depan.

Dalam hal berebut lawang misalnya, Basri melihat bahwa berebut lawang merupakan sebuah adat yang harus dijunjung tinggi berarti harus mempunyai adab dalam hal kata-katanya dan bukan sekadar tontonan namun sebetulnya bagaimana adab menjadi tuntunan.

Begitu juga soal pantun katanya, bagaimana bepantun sebenarnya yang baik dengan sopan dan beradab.

“Dan pada pertemuan ini kita sampaikan ciri-ciri pantun yang indah, dan seperti apakah pantun pantun yang sopan, baik dan beradab. Dan misalnya pada saat pantun dalam acara berebut lawang, tentunya bukan hanya dilihat kelucuan. Tapi makna dan filosofinya yang meski ditanamkan dalam masyarakat,”katanya.

Sebab itu, melalui acara ini targetnya adalah mengembalikan pantun dan berebut lawang secara beradab.

IMG_20230221_203249
“Intinya kita harus berikan pembelajaran bahwa berebut lawang ini begitu tinggi filosofinya dan begitu beradab yang perlu diketahui masyarakat,” katanya yang juga guru SMA Negeri 1 Tanjungpandan.

Sedangkan Narasumber lainnya Achmad Hamzah dalam acara tersebut menekankan bahwa bila kembali merujuk dari kata asal pantun dari kata penuntun atau tuntunan serta singkatan dari kata sopan santun seyogyanyalah semua pihak harus memelihara nilai-nilai luhur etika dan kesopanan dalam berpantun tersebut.*