MANGGAR: Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, mengungkapkan rencana ambisius untuk meningkatkan jumlah Desa Budaya di Indonesia dari 500 menjadi 5.000.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Malam Apresiasi Desa Budaya 2024 yang berlangsung di Lapangan Taruna Desa Lalang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Selasa (17/12) malam.
Acara ini menjadi ajang penghargaan bagi lima desa yang dinilai berkontribusi besar dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan. Desa-desa tersebut adalah:
1. Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.
2. Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
3. Desa Krikilin, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
4. Desa Kebondalam Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
5. Desa Rambutan Masam, Kecamatan Muara Tambesi, Kabupaten Batanghari, Jambi.
“Malam ini menjadi momen penting untuk memberikan apresiasi kepada desa-desa yang telah berperan sebagai penjaga kebudayaan bangsa. Desa adalah jantung budaya Indonesia. Namun, dari puluhan ribu desa yang kita miliki, baru sekitar 500 yang benar-benar menjadi jantung budaya,” ungkap Fadli Zon.
Desa Sebagai Ujung Tombak Kebudayaan
Fadli menekankan pentingnya peran desa dalam memajukan kebudayaan nasional. Ia mendorong pemanfaatan dana desa untuk melestarikan tradisi lokal, mendukung UMKM, dan mengembangkan pariwisata berbasis budaya. Bahkan, desa didorong untuk memanfaatkan teknologi dalam menciptakan konten digital berbasis budaya.
“Kegiatan seperti Malam Apresiasi ini adalah langkah awal menciptakan ekosistem budaya desa yang kuat. Tentu ini harus didukung oleh kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan, Kementerian Desa, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif,” ujarnya.
Namun, ia mengakui tantangan besar di era globalisasi dan modernisasi. “Masuknya budaya asing dengan mudah menggerus tradisi desa. Oleh karena itu, keberadaan Kementerian Kebudayaan yang baru berdiri ini adalah langkah besar dari Presiden Prabowo Subianto untuk melindungi budaya bangsa,” tegasnya.
Desa Lalang, Ikon Budaya Bangka Belitung
Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Sugito, dalam sambutannya mengapresiasi Desa Lalang sebagai salah satu desa yang berhasil melestarikan berbagai tradisi budaya khas Belitung. Desa ini masih aktif mempertahankan kesenian hadra, tarian daerah, pantun khas, silat Belitung, dan peninggalan sejarah tambang timah sejak zaman kolonial.
“Desa Lalang adalah contoh nyata desa yang menjadikan budaya sebagai identitas dan sumber kehidupan. Dengan melestarikan warisan lintas generasi ini, desa menjadi pusat kebudayaan di Bangka Belitung,” ungkap Sugito.
Selain itu, Sugito menjelaskan bahwa Bangka Belitung memiliki 98 desa wisata yang tersebar di seluruh kabupaten, termasuk 20 desa di Belitung Timur. Ia berharap pengembangan desa berbasis budaya dapat mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
“Desa adalah lumbung budaya dan akar ekosistem budaya. Desa tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi juga subjek pembangunan itu sendiri,” tegas Sugito.
Harapan ke Depan
Program pengembangan Desa Budaya ini diharapkan dapat mendorong pemerintah daerah, desa, dan masyarakat untuk merancang pembangunan berbasis kebudayaan. Target 5.000 Desa Budaya yang dicanangkan Fadli Zon menjadi langkah besar dalam melestarikan budaya Indonesia sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
“Budaya adalah identitas bangsa. Desa adalah penjaganya.”.*sumber: DiskominfoSP-Beltim










