Napak Tilas Perjuangan Letkol Pasukan H.AS. Hanandjoeddin Di Trenggalek

TRENGGALEK: Kamis, 9 Januari 2020, guna melengkapi dan mengumpulkan fakta serta mencari saksi sejarah yang dilakukan oleh Sang Elang Pemerintah Belitung bersama dengan perwakilan Lanud Abdulrahman Saleh Malang, berkunjung ke Trenggalek Kamis (9/1/2019).
Pemerintah Kabupaten Trenggalek pada intinya, Dukung Pemerintah Kabupaten Belitung untuk mengusulkan putra terbaiknya Letnan Kolonel Pasukan H. AS. Hanandjoeddin menjadi pahlawan nasional.

Nenurut cerita, Trenggalek sendiri menjadi salah satu saksi sejarah perjuangan H. AS. Hanandjoeddin dalam revolusi kemerdekaan usai Perjanjian Renville 1948.

FB IMG 1578617691856
FOTO: Dokpim Pemkab Trenggalek

Seperti dilansir dari Dokpim pemkab Trenggalek, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Trenggalek, Sugeng Widodo, SH., sambut baik usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung untuk mengusulkan H. AS. Hanandjoeddin menjadi pahlawan nasional.

Segeng Widodo, mewakili Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyampakan sikap dukungan Pemerintah Trenggalek terhadap hal tersebut. “Dengan penggalian sejarah ini tentunya akan semakin menguak fakta sejarah para pendahulu bangsa di Trenggalek,” tutur Sugeng kepada para tamunya.

Asisten Sekda ini sebut Trenggalek juga menjadi saksi sejarah perjuangan Jendral Besar Sudirman, karena Trenggalek menjadi jalur gerilya Jendral Sudirman. Diharapkan oleh Sugeng Widodo, napak tilas ini bisa menjadi sumber informasi sejarah baru dan semakin memperkaya kasanah perjuangan pendahulu bangsa.

Staf Ahli Bupati Belitung, Haziarto, ucapkan terima ksihnya atas dukungan dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Melalui penelusuran ini tentunya, diharapkan cerita sejarah perjuangan H.AS Hanandjoeddin semakin lengkap sehingga dapat dinobatkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional.

Sedangkan Haril M. Andersen Penulis Buku Sang Elang serangkai kisah perjuangan H. AS. Hanandjoeddin menuturkan kunjungannya bersama tim ke Trenggalek ini dalam rangka napak tilas perjalanan Bapak Letnan Kolonel Pasukan H. AS. Hanandjoeddin, yang kebetulan salah satu daerah perjuangan beliau ada di Trenggalek.

“Kebetulan Provinsi Bangka Belitung sudah mengusulkan beliau sebagai pahlawan nasional tahun 2018 lalu namun jawaban dari pemerintah pusat masih ada kekurangan data dan kunjungan kami untuk melengkapi data perjuangan beliau pada masa revolusi,” terangnya.

Hanandjoeddin selama revolusi fisik kemerdekaan, terutama setelah perjanjian renville 1948, beliau memang bergerilya di daerah Trenggalek dan sempat memimpin beberapa sektor gerilya di tempat ini.

Saat itu Hanandjoeddin menjabat sebagai Komandan Detasemen Komando Daerah Pertahanan Prigi dan mengawal pangkalan udara Campurdarat. Dulu ada pangkalan udara besar di sini, yang bekas bekasnya masih ada sampai sekarang. Bandara air untuk pendataan pesawat Catalina.

Pada masa itu Hanandjoeddin sempat menjadi Wakil Danlanud Pangkalan Udara Campur Darat pada masa revolusi kemerdekaan. Beliau memimpin pertemuan pada tanggal 19 Desember 1948 saat Agresi Militer Belanda ke II.

Selama lebih dari 2 jam Militer Belanda menyerang dari laut dan Belanda menghujani tembakan dari Pantai Prigi untuk melakukan pendaratan. Saat itu pasukan Hanandjoeddin berjibaku mencounter serangan tersebut, bekerjasama dengan Armada Angkatan Laut RI.

FB IMG 1578620775646

Pada pertempuran tersebut dua anggota Hanandjoeddin gugur dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Trenggalek, Prada Misaji dan Pratu Sutrisno. Jadi boleh dibilang beliau juga sangat berjasa untuk rakyat Trenggalek.

Kami harapkan dengan upaya napak tilas ini, kami bisa menemukan saksi-saksi sejarah sehingga bisa menguatkan pengusulan H. AS. Hanandjoeddin menjadi pahlawan nasional.

Sementara itu, usai dialog dengan pemkab Trenggalek dilanjutkan kegiatan Napak Tilas Front Watulimo Trenggalek. Tim Napak tilas perjuangan H AS Hanandjoeddin terdiri dari Mayor Tek Nurhariri, beserta tujuh personil gabungan Yonko 464 dan Denmatra 2 Paskhas Malang yang dikomandani Kapten Pas Septa bersama Bambang Sutrisno, Haril M Andersen dengan dipandu Kades Watulimo Agung Sutrisno, Babinsa Watulimo dan Teguh Widodo anggota Polisi PP Kecamatan Watulimo berada di perbukitan Tuk Maliter Watulimo, Trenggalek .

Lokasi yang 72 tahun lalu dijadikan sebagai Pos Pengawasan Pantai oleh Detasemen Pertahanan Udara Parigi pimpinan OMU III AS Hanandjoeddin. Tim juga sempat bertandang ke jembatan Curug Bang yang pernah diledakkan oleh pasukan Hanandjoeddin untuk menghambat gerak laju pasukan Belanda yang hendak menyerang Watulimo.* Diambil Pers Realese Dokpim Pemkab Trenggalek dan berbagai sumber