Pemerintah kabupaten Beltim Mengapresiasi Terbitnya Buku “Kampong Badau”: Harapan Baru untuk Melestarikan Kebudayaan Belitong

hadirnya buku ini, semangat masyarakat Belitung untuk melestarikan kearifan lokal dan menggali lebih dalam sejarah desa mereka masing-masing akan semakin tumbuh.

MANGGAR – Pemerintah Kabupaten Belitung Timur (Pemkab Beltim) menyambut baik terbitnya buku “Kampong Badau”.

Dalam pernyataannya, Asisten II Pemkab Beltim, Ir. Khaidir Luthfi, menekankan bahwa Bupati Beltim dan Sekretaris Daerah Beltim sangat mengapresiasi karya ini yang diharapkan dapat memperkaya wawasan masyarakat mengenai kebudayaan Belitung. Buku ini dianggap penting karena Kampong Badau merupakan salah satu kampong tua di Pulau Belitung.

Khaidir Luthfi berharap, dengan hadirnya buku ini, semangat masyarakat Belitung untuk melestarikan kearifan lokal dan menggali lebih dalam sejarah desa mereka masing-masing akan semakin tumbuh.

“Buku ini diharapkan menambah semangat masyarakat Belitung untuk melestarikan kearifan lokal dan menggali lebih jauh sejarah desa masing-masing,” ujarnya.

IMG 20240528 190700
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Beltim, Hendri SE, ME,

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Beltim, Hendri SE, ME, juga menyampaikan apresiasi atas kreativitas dan produktivitas dalam mengarang buku ini.

Hendri mengingatkan bahwa sebelumnya penulis telah menerbitkan buku tentang kisah Perjuangan HAS Hanandjoedin, sebagai usulan penetapan pahlawan nasional, dan kini hadir karya baru tentang Kampong Badau yang menambah daftar kontribusi penulis terhadap literatur lokal, di Pulau Belitung

“Khususnya buku Kampong Badau, diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat secara luas, bukan hanya di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur tetapi masyarakat dari berbagai penjuru tanah air untuk mengenal Pulau Belitung lebih jauh” kata Hendri.

Ia juga menyoroti bahwa Kampong Badau dikenal sebagai penghasil parang dan nanas. “Dan kebetulan parang Badau ini bahkan diabadikan menjadi nama Kapal Perang RI ( KRI) Badau 841. Mudah-mudahan buku Kampong Badau bisa menambah khazanah sastra di Pulau Belitong,” tambahnya.

Dengan adanya buku ini, masyarakat diharapkan semakin mengenal dan mencintai budaya serta sejarah lokal. “Ini merupakan langkah penting dalam melestarikan identitas dan warisan budaya Belitong yang kaya dan unik,” pungkas Hendri. *