TANJUNGPANDAN – Menyuarakan kebutuhan akan peran perempuan dalam kepemimpinan, aktivis sosial dan tenaga pendidik, Wahyuni SE, menyoroti pentingnya keterwakilan perempuan dalam pemilihan kepala daerah, baik sebagai bupati maupun wakil bupati Belitung.
Dalam pandangannya, kehadiran perempuan di panggung politik lokal bukan sekadar tentang kesetaraan gender, tetapi juga tentang memberdayakan suara yang sering kali tidak terdengar dalam menanggapi masalah yang berkaitan dengan perempuan dan anak.
Wahyuni yang juga yang kini aktif dalam berbagai kegiatan sosial seperti Gerakan Peduli Anak Yatim dan Fisabilillah menegaskan bahwa agenda utama seorang calon bupati perempuan haruslah mencakup upaya keras dalam memerangi kekerasan terhadap perempuan dan anak. Tidak hanya melalui tindakan fisik, tetapi juga melalui upaya ekonomi yang berkelanjutan, termasuk pemberdayaan ekonomi perempuan untuk mengatasi penelantaran oleh pasangan.
“Perempuan harus memiliki kursi di meja pengambil keputusan, terutama dalam pemilihan kepala daerah, agar suara mereka bisa didengar dalam mengatasi berbagai isu perempuan,” ujar Wahyuni.
Selain itu, Wahyuni menyoroti perlunya perempuan untuk menjadi mandiri, cerdas, dan kreatif dalam menghadapi berbagai tantangan, serta siap untuk mengatasi segala situasi yang mungkin timbul.
Dengan adanya keterwakilan perempuan dalam pemilihan kepala daerah, diharapkan akan tercipta kebijakan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan perempuan serta anak-anak, sekaligus memupuk gerakan sosial dan mendukung industri pariwisata di daerah Belitung.
Kehadiran perempuan dalam arena politik lokal bukan hanya sebagai bentuk kesetaraan, tetapi juga sebagai bentuk kecerdasan kolektif dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.*