Subuh Berjamaah ke-22 di Mesjid Nurul Huda Desa Sungai Samak: Ustad Riswanto Sampaikan Tausyiah Terkait Metode Nabi Ibrahim dalam Mendidik Anaknya

Metode pendidikan Nabi Ibrahim ini tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga menjadi panduan berharga bagi umat Islam saat ini.

BADAU: Pada Minggu, 19 Mei 2024, Mesjid Nurul Huda di Desa Sungai Samak, Kecamatan Badau, kegiatan Gerakan Subuh Berjamaah ke-22 yang berlangsung dengan penuh khidmat.

Kegiatan ini dimulai dengan lantunan azan subuh oleh muazin cilik, Rizky, yang menandai dimulainya acara. Setelah azan, shalat subuh berjamaah dipimpin oleh Imam Ustadz Riswanto, S.Pd., yang juga merupakan Ketua IKADI Kabupaten Belitung. Usai shalat, para jamaah mendengarkan pembacaan kalam Ilahi oleh qory cilik, Citra Aureliya, yang diikuti dengan tausiah oleh Ustadz Riswanto, dan ditutup dengan doa.

Dalam tausyaiah Ustadz Riswanto, mengungkapkan bahwa Pendidikan anak adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan umat Muslim. Nabi Ibrahim Alaihissalam memberikan teladan yang sangat berharga dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surah al-Mumtahanah ayat 4 dan 6, bahwa Nabi Ibrahim adalah sosok yang ideal untuk diteladani oleh orang-orang beriman yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah dan hari akhirat.

Pentingnya menjadikan Nabi Ibrahim sebagai teladan bukan tanpa alasan. Segala sesuatu yang diungkapkan dalam Al-Qur’an membawa keberuntungan di dunia maupun akhirat.

Berikut ini adalah delapan metode yang diterapkan oleh Nabi Ibrahim dalam mendidik anaknya, yang dapat menjadi pedoman bagi kita semua: Adapun materi Metode Nabi Ibrahim dalam Mendidik Anaknya ini ditulis Herman Anas, peraih Beasiswa Pemprov Jatim S2 Madin UIN KHAS Jember. Adapun materinya sebagai berikut,
1. Memilih Istri yang Shalehah
Pendidikan anak dimulai sejak memilih pasangan hidup. Nabi Ibrahim menerima Sayyidah Hajar, budak yang shalehah, sebagai istri. Ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki pasangan yang shalehah untuk mendukung pendidikan anak.

2. Doa
Doa adalah kunci dalam setiap ibadah. Sebagaimana Nabi Ibrahim berdoa dalam QS. As-Shaffat Ayat 100: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.” Doa menjadi perantara penting bagi hamba untuk mencapai permintaan kepada Allah, termasuk keluarga yang shaleh.

3. Memberikan Teladan yang Baik
Nabi Ibrahim adalah contoh yang baik dalam segala hal. QS. Al-Mumtahanah ayat 4 menyatakan bahwa perilaku lebih berpengaruh daripada kata-kata. Nabi Ibrahim selalu menunjukkan keteladanan yang baik kepada anaknya.

4. Mencari Lingkungan yang Baik
Lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan anak. Nabi Ibrahim menempatkan keluarganya di dekat Baitullah yang dihormati, meskipun di lembah tanpa tanaman, agar mereka melaksanakan salat dan mendapatkan rezeki yang cukup (QS. Ibrahim: 38).

IMG 20240520 192753
Mesjid Nurul Huda di Desa Sungai Samak, Kecamatan Bada dalam kaitan kegiatan Subuh Berjamaah ke-22

5. Berbicara dengan Baik
Nabi Ibrahim selalu berbicara dengan lembut kepada anaknya. QS. As-Saffat Ayat 102 menggambarkan dialog Nabi Ibrahim dengan Ismail yang penuh kasih sayang dan penghormatan.

6. Cinta Karena Allah
Ketika diperintahkan untuk menyembelih anaknya, Nabi Ibrahim melakukannya dengan ikhlas karena Allah. Ini menunjukkan betapa cintanya kepada Allah lebih besar dari segalanya (QS. As-Saffat Ayat 102).

7. Bersama Keluarganya dalam Beribadah
Nabi Ibrahim selalu melibatkan keluarganya dalam ibadah. Bersama Ismail, ia membangun dasar-dasar Baitullah sambil berdoa agar amalan mereka diterima oleh Allah (QS. Al-Baqarah: 127).

8. Keinginan Menjadikan Anak Sebagai Imam
Nabi Ibrahim berdoa agar keturunannya menjadi pemimpin yang shaleh. Allah menjadikan Nabi Ibrahim pemimpin bagi seluruh manusia, meskipun tidak semua keturunannya bisa memenuhi janji tersebut (QS. Al-Baqarah ayat 124).

Metode pendidikan Nabi Ibrahim ini tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga menjadi panduan berharga bagi umat Islam saat ini.

Dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan, termasuk dalam mendidik anak, Al-Qur’an selalu memberikan solusi yang tepat. Semoga kita semua dapat meneladani metode ini dan mendapatkan keturunan yang shaleh-shalehah. Semoga Allah membimbing kita semua.

Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua DMI Kabupaten Belitung, Drs. Ibnu Haban, Sekretaris IPHI Kabupaten Belitung, H. Asmaie, serta pengurus LAM Kabupaten Belitung Sofwan, Ar, dan Wanda yang menjabat sebagai bendahara.

Turut hadir pula pengurus Muallaf Provinsi Babel, Egi Kusumo, pendiri mesjid Nurul Huda, H. Abdurrahman Efendi yang akrab disapa Aloy, Kadus Tanjungtikar Tiris, serta tokoh masyarakat dan tokoh agama Desa Sungai Samak dan sekitarnya.*