Untuk Budidaya Ikan Kerapu, KPKP Diberi Metode Sekolah Lapangan

SELATNASIK: Dinas Perikanan Kab. Belitung melaksanakan kegiatan Bimtek perikanan budidaya kerapu dengan metode Sekolah Lapang (SL), yang bertempat di parai ikan milik KPKP (koperasi perikanan karang petaling) pada Senin 20 Oktober 2020.

Kegiatan Sekolah Lapang ini dilaksanalan setelah menggelar acara Temu Usaha Perikanan Budidaya.

Adapun Metode Sekolah Lapang merupakan sebuah “sekolah tanpa dinding”, yang dilaksanakan oleh Bidang Perikanan Budidaya empat tahun terakhir semenjak tahun 2017. Sebuah ide/gagasan dan alternatif pembelajaran androgogi dengan menguasai suatu proses penemuan ilmu yang dinamis dan dapat diterapkan dalam manajemen lahan budidaya yang merupakan ruang kelas sekaligus perpustakaannya bagi para pembudidaya khususnya pembudidaya ikan kerapu di desa Petaling, Selatnasik.
Acara sekolah lapang ini dibuka oleh Kepala Dinas Perikanan Kab Belitung, Firdaus Zamri, S.Pi yang didampingi oleh Kabid Perikanan Budidaya Erwan Junandi, Penyuluh Perikanan Ani Saputra SPI dan dihadiri oleh 8 orang pembudidaya yang tergabung dalam Koperasi Karang Petaling.

Dalam sambutannya, Kadin Perikanan Belitung Firdaus menuturkan bahwa peserta diharapkan dapat mengikuti dan menganalisa perkembangan budidaya ikan fase demi fase sekaligus mereka mendalami berbagai prinsip yang terkait dengan perkembangan ikan seperti proses pembenihan, pendederan, pembesaran dan sampai pada proses panen melalui eksperimen-eksperimen yang mereka lakukan sendiri.

“Yang Kita harapkan dari Sekolah Lapang adalah peran aktif pembudidaya sebagai pelaku, peneliti, pemandu, dan manajer lahan yang ahli.” tandas Firdaus Zamri.

Sementara itu Kabid Perikanan Budidaya Erwan Junandi, sebut bahwa lLahirnya pola pendekatan Sekolah Lapangan didasari oleh dua tantangan pokok yang saling terkait, yaitu pemenuhan produksi berdasarkan komoditi unggulan lokal dan peranan pembudidaya yang harus menjadi “ahli” di lahannya sendiri sekaligus memberikan kesempatan belajar bagi para pembudidaya agar peserta berinteraksi dengan realita mereka secara langsung serta menemukan sendiri ilmu dan prinsip yang terkandung di dalamnya.

“Hal ini penting, karena era sekarang sarat dengan unsur perubahan. Diharapkan proses Sekolah Lapang ini dapat menjadi metode yang efektif dalam rangka pendampingan teknis dan manajeriil kepada calon penerima bantuan sarana budidaya seperti Koperasi Karang Petaling sehingga diharapkan keberhasilan usaha kelompok dapat terwujud dengan adanya pendampingan selama kurang lebih 1 siklus budidaya” imbuh Kabid Perikanan Budidaya.*