22 Tahun Sudah Berdiri Provinsi Babel, Ini Pandangan dan Pesan Senator Babel Ir. H. Darmansyah Husein

Tepatnya tanggal 21 Nopember 2022, merupakan hari Jadi Provinsi Bangka Belitung, yang kini sudah memasuki usia ke 22.

Dikurun waktu 22 tahun ini, sejauh mana upaya pendirian provinsi ini berdampak bagi pembangunan dan masyarakat Bangka Belitung. Untuk hal itu, trawangnews.com mewawancara singkat dengan Tokoh Presidium Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ir. H. Darmansyah Husein yang juga anggota DPD RI, pada Nopember 2022, terkait pandangan dan pesan terhadap 22 tahun berdiri provinsi Babel. Apa dan bagaimana pandangan dari Senator Babel ini. Berikut petikannya dibawah ini.

Bagaimana pandangan Bapak terkait hari Jadi Provinsi Bangka Belitung, yang jatuh tanggal 21 Nopember 2022, pada hari ini?

Menurut Pandangan saya, saat ini sudah memasuki 22 tahun berdirinya provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Nah, seharusnya, pada saat 22 tahun ini sosok karakter (ciri/indentitas), provinsi kita ini sudah jelas. Sehingga kalau sosok tubuhnya sudah jelas maka sudah bisa kita prediksikan kemana kita arahkan provinsi ini.

Namun, karena 22 tahun ini kita belum menemukan jati diri kita sesungguhnya. Maka arah provinsi ini menjadi rancu. Karena menurut aku sebagai orang perencanaan.( —-Jadi orang perencanaan tentu harus mengenal karakter yang direncanakan ).

Lalu apa pengamatanya Bapak selama ini?

Aku melihat ganti pemimpin ganti rencana sehingga tidak ada kesinambungan untuk membentuk jadi diri kita sebagai provinsi kepulauan.
Coba kita lihat periode pertama. okelah pejabat sementara Gubernur Babel, Amur Muchasim. itu kan diawal kepemimpinan hanya membentuk birokrasi, walaupun sedikit ada sentuhan biar kelihatan ini sudah jadi provinsi.

“Pak Amur Muchasim dulunya mantan sekjen depdagri RI dan dirinya (Darmansyah Husein pernah menjadi anggota DPR RI : red) waktu itu sama-sama ikut pembahasan undang-undang, Beliau berhasil membentuk pondasi awal birokrasi di provinsi Babel,” katanya.

Lantas bagaimana setelah lima tahun berikutnya?

Setelah itu, 5 tahun kedepannya membentuk dasar-dasar pembangunan. Zaman pak Hudarni Rani (Alm.), sebagai gubernur definitif pertama ini sudah melihat Bangka Belitung ini daerah kepulauan. Lalu mengembangkan kelautan. Beliau buatlah kapal-kapal patroli. Artinya seriuslah kembangkan kelautan sebagai provinsi kelautan. Tetapi, tidak dibuat secara terpadu. Artinya Kalau kita bicara soal sektor lautan maka kita harus bicara daratan maupun lautannya. Didaratnya ada perhubungan darat yang harus tersistem dengan perhubungan lautnya dan perhubungan daratnya. Disektor ekonominya ada sektor perikanan dan kelautan. Ada perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Fokusnya kita kemana dulu. perikanan budidaya bagaimana ataukah perikanan tangkap bagaimana

Maksudnya?

Coba lihat sepanjang perjalanan. adakah pola-pola yang sudah bisa dijadikan panduan, misalnya pengembangan sektor perikanan budiidaya. Dimana -mana lagi musim bikin tambak, sampai-sampai segala macam tata ruang ditabrak-tabrak. Perikanan bentrok dengan pertambangan dilaut. Dibentrokan ataupun Dibenturkan dari mulai dulu sampai sekarang tidak selesai-selesai. Kata nelayan, air kami keruh (aik kamek keruh), dan kata penambang juga kami mau ambil timah (kamek nak ngambik timah). Seharusnya yang kayak ini sudah terpola. Jadi dua-dua sektor ekonomi tersebut sudah bisa berjalan. Jadi saya lihat tidak ada konsep. Yang ada hanya masyarakat disana sini komplain (mengeluh), pemeritahnya tertibkan tambang-tambang dipinggir-pinggir pantai, di hutan-hutan mangrove, malah galak kan yang ditertibkan daripada yang menertibkan. Ini terjadi di bangka belitung. Itu hanya sekadar beberapa contoh saja.

Jadi kedepan apa saja harus dilakukan oleh para pemimpin ke depan

Menurut aku, perlu redifinisikan kembali provinsi yang sudah 22 tahun ini. Katakanlah yang sekarang sudah beranjak dewasa ini harus diberikan atribut-atribut yang lebih jelas. Jadi itu saja menurut aku. Dan Pemimpin ke depan harus mengerti bagaimana memahami kondisi ril di Bangka Belitung.

Menurut Bapak seperti apa yang meski redifinisikan kembali?

Jadi, seperti kemarin, misalnya waktu digelar sarasehan di Jakarta beberapa waktu yang lalu dimulai dari Pj gubernur (Ridwan Djamaludin: red) paparkan babel, seperti ini. Kemudian saya mendapatkan kesempatan bicara. Saya bicara duluan. Saya bilang pak pj gubernur, untuk bapak atau kita semua bisa memahami babel ini mau dibawa kemana. Sebetulnya kita perlu mendengarkan mimpi mimpi dari para walikota dan bupati Ini. apa saja mimpi-mimpinya. Bapak sebagai pimpinan provinsi atau sebagai koordinatornya harus memadukan mimpi-mimpi itu supaya tidak saling bertabrakan dan bisa berjalan seiring dan bisa dipadukan menjadi suatu kekuatan besar. Bicarakan satu persatu mereka masing-,masing bupati dan walikota.

Contoh saja, pelabuhan pangkal balam di pangkal pinang sebagai pintu masuk provinsi, merasa pertumbuhannya terhambat dengan adanya jembatan emas. Mereka mau pindahkan ke arah laut. Oleh pemerintah provinsi kurang begitu disupport. Jadi ini tentunya tidak ada kesamaan gerak antara pangkal pinang sebagai ibu kota provinsi dengan pemerintah provinsi Bangka Belitung.

Begitu juga di Belitung dikembangkan kek pariwisata. Seharusnya kalau bicara pariwisata belitung yang sudah terpola dengan baik, sejak 10 tahun yang lalu. Harusnya pemerintahan provinsi memahami dimana dulunya Belitung sebagai kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), bisa ada cantolan dari pusat, bagaimana belitung ditengah-tengah KSPN ada yang namanya kek (kawasan ekonomi khusus) pariwisata. Jadi fokus ke pariwisata dulu. Jangan tiba-tiba dari satu kek mau dua, tiga atau lima KEK. Yang satu kek belum kelihatan hasilnya. Dan pola itu harus keliatan hasil dulunya baru kita mau buat tempat KEK yang lain. Dan harus ada bukti dulu. Dan yang KEK yang satu pun belum terlihat hasilnya.

Lalu Bangka Selatan, mau dirikan ke kawasan indusrtri. Apa isinya kawasan, mau ngolah apa, maunya pabrik apa. Dan semua itu tentunya harus kita definisikan secara terang.

Jadi Itu semua kan mimpi-mimpi para bupati dan walikota harus kita dengarkan dan kita padukan secara serasi dengan apa yamg menjadi obsesi dan stategi dalam upaya membangun sinergi kebersamaaan di bidang pembangunan di provinsi Bangka Belitung.

Terus terang saja, saya memang tidak hadir dalam acara pertemuan serimonialnya. Saya anggap silakan rekan lain yang hadir diacara kegiatan serimonial tersebut. Sebelumnya, tahun kemarin, saya sudah pernah berkontribisi menyambut perayaan ulang tahun Babel dengan memberikan pandangan terkait soal provinsi ini mau dibawa kemana. Saya saat ini memimpin jajaran komite 1 DPD RI  kunjungan  ke surabaya, karena sangat substansial untuk kepentingan negara. Jadi, tanpa mengurangi ketidakhadiran, tentunya ke depan mari kita berbenah diri agar Bangka Belitung maju dan sejahtera. SELAMAT HARI JADI PROVINSI BABEL KE 22. *