40 Orang Ikuti Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Beltim

peserta dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk memajukan desa wisata mereka masing-masing, sehingga Beltim dapat menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan berkelanjutan

MANGGAR: Sebanyak 40 pelaku pariwisata dari delapan desa wisata di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) menghadiri pelatihan pengelolaan Desa Wisata Belitung Timur yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Beltim. Acara ini berlangsung selama tiga hari, mulai 20 hingga 22 Mei 2024, bertempat di Hotel Guest Manggar.

Pelatihan tersebut diikuti oleh peserta dari Desa Lenggang, Batu Penyu, Desa Lalang, Kelubi, Buku Limau, Senyubuk, Cendil, dan Limbongan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas tata kelola manajemen desa wisata di Beltim.

Kristian Adji, Kepala Bidang Pemasaran dan Kelembagaan Kepariwisataan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Beltim, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang agar para peserta dapat memahami cara merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan kepariwisataan dan ekonomi kreatif di desa mereka masing-masing.

“Kita harapkan agar peserta dapat lebih meningkatkan tata kelola manajemen desa wisata yang akuntabel. Setelah memperoleh wawasan dan saling tukar informasi, maka diarahkan dapat lebih memperkuat strategi pengembangan desa ke depannya,” ujar Kristian Adji saat membuka pelatihan tersebut. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi setiap desa agar dapat dikembangkan lebih lanjut guna meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Salah satu narasumber dalam pelatihan itu, Agus, yang merupakan Ketua East Java Ecotourism Forum, menekankan pentingnya penguatan sistem tata kelola dan manajemen sumber daya manusia. “Pengelola desa wisata harus mengetahui tata kelola destinasi wisata di desanya, yaitu prinsip partisipatif, prinsip keterpaduan, prinsip kolaboratif, dan prinsip keberlanjutan,” ujarnya.

Agus juga menambahkan bahwa untuk mengembangkan potensi yang ada di desa, dibutuhkan kolaborasi dan sinergi antar desa sehingga dapat menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan. “Untuk mendatangkan wisatawan perlu upaya strategi marketing. Hal ini dibutuhkan kekompakan dan sinergitas kepala desa dan warganya sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi warganya secara luas,” jelasnya.

Dengan berakhirnya pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk memajukan desa wisata mereka masing-masing, sehingga Beltim dapat menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan berkelanjutan.*