Akses Menuju Situs Hikayat Lempak Raje di Kawasan Jalan Tanjung Kelayang, Desa Tanjung Binga Butuh Perbaikan Jalan

Kami berharap jalan ini bisa diperbaiki agar akses menuju Situs Lempak Raje bisa dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua dengan lebih layak dan mudah dilalui

SIJUK, BELITUNG – Kawasan Situs Hikayat Lempak Raje yang berada di Jalan Tanjung Kelayang, Desa Tanjung Binga, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, menjadi salah satu situs bersejarah yang tengah dikelola dan dikembangkan. Lokasi ini berjarak sekitar 150 meter dari tepi jalan menuju area wisata hijau Agroforestry Lempak Raje, atau kurang lebih 5 kilometer dari simpang Warung Jelo di jalan utama Tanjung Kelayang.

Pengelolaan kawasan Situs Hikayat Lempak Raje ini dilakukan oleh Yayasan Belitong Hijau bersama Kelompok Wisata Lempak Raje yang dipimpin oleh Hamdani Liyak. Menurutnya, pembangunan di area situs terus dilakukan dengan dukungan dari Yayasan, namun akses jalan masih menjadi kendala utama.

“Pembangunan situs ini memang sedang dibangun bersama Yayasan Belitong Hijau dan kelompok Wisata Lempak Raje. Hanya saja, jalan menuju ke sana perlu dilakukan perbaikan sepanjang akses masuk ke lokasi situs,” ujar Hamdani.

Ia menambahkan, sebenarnya sudah ada jalan yang mengarah ke kawasan geopark Tebalu Terong, sehingga perbaikan yang diperlukan tinggal melanjutkan jalur yang sudah ada.

“Kami berharap jalan ini bisa diperbaiki agar akses menuju Situs Lempak Raje bisa dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua dengan lebih layak dan mudah dilalui,” kata Hamdani.

Keberadaan Situs Lempak Raje diharapkan dapat menjadi salah satu destinasi wisata sejarah Belitung, jika akses infrastruktur penunjang bisa segera dibenahi.

Hamdani menambahkan bahwa kekayaan tak benda Situs Lempak Raje ini, selain oleh Yayasan Belitong Ijau, juga telah didukung oleh Sanggar Pelita Budaya, yang menciptakan Koreografi Tarian Kolosal Hikayat Lempak Raje, Tarian ini mengisahkan siasat heroik rakyat Tanjung Binga dalam nenaklukan penyerangan lanun bajak laut di Tanjung Binga sekitar abad 17 yang lalu.