Ayam Pedaging di Belitung Jadi Penyumbang Inflasi, Begini Tanggapan dari Yahya SE, Perwakilan Peternak Ayam Mandiri Belitung

biaya operasional yang tinggi dan tingkat produksi yang besar membuat harga ayam tidak bisa ditawarkan dengan begitu murah, terutama karena biaya transportasi yang tinggi. "Dari aliansi peternak ayam Belitung ini melihat fenomena ini, karena hanya sudut pandang melihatnya selalu berbicara hilirnya dan tidak pernah berbicara hulunya," ujarnya

TANJUNGPANDAN: TRAWANGNEWS.COM– Yahya SE, perwakilan Peternak Ayam Mandiri Belitung, memberikan tanggapannya terkait Belitung yang menjadi fokus perbincangan terkait inflasi, khususnya dalam komunitas ayam pedaging yang menjadi penyumbang inflasi di Bangka Belitung, menempati peringkat ketiga di Indonesia sebagai penyumbang inflasi.

Dalam keterangannya kepada media di Tanjungpandan, baru baru ini, Yahya SE menyoroti bahwa harga ayam pedaging sering kali dibahas dari sisi hilirnya dan tanpa memperhatikan hulu produksi.

Ia menyatakan bahwa biaya operasional yang tinggi dan tingkat produksi yang besar membuat harga ayam tidak bisa ditawarkan dengan begitu murah, terutama karena biaya transportasi yang tinggi.

“Dari aliansi peternak ayam Belitung ini melihat fenomena ini, karena hanya sudut pandang melihatnya selalu berbicara hilirnya dan tidak pernah berbicara hulunya,” ujarnya.

Menurutnya, penyumbang inflasi berasal dari hulu, seperti DOCnya, biaya pakan dan obat yang tinggi serta lainnya juga cukup menggangu terjadi pembebanan biaya tinggi.

Yahya berharap solusinya harus mengatasi masalah di hulu dengan adanya kerja sama antara provinsi dan kabupaten dalam menyelesaikan hal ini agar harga ayam stabil.

IMG 20231221 114145
Perlunya pembibitan di Belitung dengan melibatkan perusahaan yang menciptakan day old chick (DOC) atau anak ayam yang berumur satu hari. Selain itu, distributor dapat bekerja sama langsung dengan pabrik untuk memangkas pengeluaran biaya produksi.

Ia juga mengungkapkan bahwa peternak ayam mandiri merasa kesulitan jika kondisi yang terjadi membawa ayam hidup maupun ayam beku ke pulau Belitung karena hal ini dianggap sebagai ancaman bagi peternak lokal.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Yahya mengusulkan adanya pembibitan di Belitung dengan melibatkan perusahaan yang menciptakan day old chick (DOC) atau anak ayam yang berumur satu hari.
Selain itu, distributor dapat bekerja sama langsung dengan pabrik untuk memangkas pengeluaran biaya produksi.

“Saat ini selisih DOC Bangka dan Belitung sangat berbeda. Begitu juga pakan karena Belitung jauh dari sentra produksi. Dan ini akan membuat peternak mandiri kesulitan,” tambahnya.

Yahya berharap pemerintah daerah mencari solusi yang seimbang, mengakomodasi kepentingan peternak lokal dan menghindari banjirnya barang impor yang dapat mengancam kelangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Sedangkan UMKM harus diangkat dan terbukti bertahan. Jadi jangan berpikir sepihak. Harus dipikirkan peternak ayam mandiri yang kini berjumlah 168 usaha di Belitung,” tutupnya.*