Beltim. Sebentar lagi dikau akan menjadi pusat pertambangan timah terbesar di Asia. Heboh. Tapi perkasa. Karena keberadaannya bagaikan tak tersentuh apapun. Absolut dan tiran. Masyarakat Beltim harus terima.
Seluruh kekuatan PT Timah Tbk akan dikerahkan ke Beltim. Kalau tidak, anak PT Inalum (Persero) ini harus bangkerut, karena cadangan timah terbesar saat ini, selain Beltim, belum ada. Ditaksir ada timah bernilai Rp 350 triliun bersembunyi dibalik tirai pasir di perut bumi Beltim.
PT Timah Tbk akan menggunakan metode baru. Metode ini dijamin tanpa merusak lingkungan (minimalisir). Entahlah, kita lihat saja nanti. Sebagai anak Belitong, aku sudah bilang ke Pak Burhan agar ade imbal balik buat Beltim. Misalnya PT Timah Tbk membantu Beltim bangun Kawasan Industri Kapal Nelayan Modern. Atau ape lah proyek bermakna jangka panjang bagi Beltim. Prinsip, PT Timah Tbk setuju, tinggal Pemkab Beltim mendorong agar terealisir dengan segera paket imbal balik itu. Jangan telat. Lelet dikit saja, bakal repot. Buatlah komitmen bersama sekarang. Bukan nanti. Tapi sekarang.
Menurut UU Minerba baru (No.3 tahun 2020), Gubenur (Pemprov) dan Bupati (Pemkab) tidak dapat melarang atau menghambat rencana pertambangan pusat. PT Timah Tbk walau bukan BUMN lagi, tapi diberlakukan sama dengan BUMN. Jadi rencana PT Timah Tbk adalah rencana pertambangan pusat. Menurut UU itu, Gubernur dan Bupati yang menolak rencana tambang pusat bisa dipidana. Jadi, jangan kaget kalau Gubernur dan Bupati tidak dapat berkomentar tentang tambang timah di Beltim sebentar lagi.
Menurutku, Beltim kini bakal jadi seperti Beltim tempo dulu, jika dikelola dengan benar. Lebih keren sih iya. Apalagi kalau ada “Fund Mining” buat masa masyarakat Beltim.
Kini, Beltim akan menjadi wilayah timah terbesar yang kedua kalinya. Ingat hanya keledai yang mau terperosok dua kali pada lubang yang sama. Salam Cucuk Tok Layang Safari Ans.