TANJUNGPANDAN: Suasana kehangatan dan kebersamaan terasa di Rumah Adat Desa Perawas pada Minggu, 3 Maret 2024, saat Pemdes Perawas menggelar acara “Beruah Massal Desa Perawas” untuk kedua kalinya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat dan pemerintahan, diantaranya Pj. Bupati Belitung Yuspian S.Sos MIR, yang diwakili Asisten 3 Administrasi Umum Pemkab Belitung, Drs. Suksesyadi, Anggota DPRD kabupaten Belitung Sudiyanto S.Pd.I, dan anggota DPRD Belitung Mirza Dallyodi S.E, M.M, sekcam Tanjungpandan Zaiendra Jaya, kades Perawas Yahya SE, Wakil Ketua LAM Belitung Sofwan AR, Ketua LAM Perawas Adriadi, Ketua LAM Tanjungpandan Alpian, Kades Air Raya Rustam Ludin, Kades Cerucuk Kusadi, BPD Perawas, Babinsa, Babinkamtibmas, tokoh agama, tokoh masyarakat Dukun Kamping Seliman, dan masyarakat Desa Perawas.
Ketua Lembaga Adat Melayu Desa Perawas, Adriadi, menyatakan kebanggaannya atas terselenggaranya acara ini, yang merupakan hasil perjuangan dari berbagai pihak, terutama Kades Perawas.
Ia berharap acara ini dapat menjadi wahana untuk mempertahankan dan menghidupkan kembali nilai-nilai adat dan budaya yang mulai terlupakan.
“Mari kita bangkitkan nilai adat dan budaya yang hampir tenggelam,” ujarnya penuh semangat.
Kades Perawas Yahya SE, menambahkan bahwa acara ini bukan hanya untuk mempererat silaturahim antara Pemerintah Desa dan masyarakat, tetapi juga untuk memperkaya kebudayaan masyarakat Belitung secara keseluruhan. Partisipasi aktif dari masyarakat diharapkan dapat menjadi kekuatan dalam menjaga dan mengangkat budaya Belitung.
Dukungan atas kelestarian adat dan budaya Belitung juga datang dari Pj. Bupati Belitung yang diwakili oleh Asisten 3 Pemkab Belitung, Suksesyadi.
Beliau menegaskan pentingnya menjaga silaturahim dan membangun keberagaman budaya sebagai bagian dari warisan nenek moyang. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi dorongan bagi sektor pariwisata Belitung ke depan.
Acara “Beruah Massal Desa Perawas” tidak hanya menjadi momentum untuk berkumpul dan berbagi kebahagiaan, tetapi juga menjadi simbol perjuangan dalam mempertahankan dan menghidupkan kembali kekayaan budaya lokal yang menjadi identitas masyarakat Belitung.*