Calon Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Tanjung Batu Yudhi Irfani: Dari Pengalaman hingga Raih Sertifikat Ahli Kepelabuhanan

Saya ingin menjadi bagian dari sejarah kemajuan pelabuhan di Bangka Belitung khususnya Pelabuhan Tanjung Batu, Belitung. Ini bukan semata pekerjaan, ini panggilan untuk membangun BUP Tanjung Batu sebagai salah satu BUP milik Daerah,” ujarnya penuh keyakinan.

TANJUNGPANDAN – Suasana Seleksi Calon Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Tanjung Batu kali ini terasa berbeda. Bukan hanya karena berlangsung di tengah harapan besar terhadap masa depan pelabuhan strategis itu, tapi juga karena munculnya satu sosok yang menyedot perhatian publik: Yudhi Irfani, SE.

Namanya pun tak asing lagi bagi sebagian kalangan maritim dan perencanaan pelabuhan, Yudhi adalah nama yang sudah lama menancap. Ia pun meraih Sertifikat Bergengsi Ahli Kepelabuhanan yang menunjukkan sebagai Bukti Kompetensi Maritim Kelas Nasional.

Yudhi Irfani, SE., berhasil meraih Sertifikat Ahli Kepelabuhanan—pengakuan resmi dari Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) – Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan.

Sertifikat bernomor SM.102/8/19/DJPL-18 SAK 25/par. 35-38/utcs. 1213/2018 tersebut diberikan setelah Yudhi lulus dari Pendidikan dan Pelatihan Ahli Kepelabuhanan Indonesia yang digelar pada 8–12 Oktober 2018. Program pelatihan ini bukan sembarang diklat—ia menjadi tolok ukur keahlian profesional di sektor pelabuhan yang kini semakin vital dalam mendukung logistik nasional dan penguatan ekonomi maritim.

“Ini bukan sekadar sertifikat, tapi pengakuan atas pengalaman, kemampuan teknis, dan visi saya terhadap pengelolaan pelabuhan yang modern dan berdaya saing,” ujar Yudhi saat diwawancarai.

Dengan sertifikat ini, Yudhi menjadi satu dari sedikit profesional maritim yang memiliki rekam jejak formal dan kredibel di bidang kepelabuhanan. Ini juga menjadikannya kandidat kuat dalam pemilihan Direktur BUP Tanjung Batu, sekaligus simbol kesiapan SDM lokal untuk memimpin sektor strategis di daerah sendiri.

Sertifikasi ini menegaskan bahwa pengelolaan pelabuhan masa depan butuh lebih dari sekadar pengalaman—dibutuhkan juga legitimasi dan kompetensi teknis yang teruji. Dan Yudhi, telah membuktikan dirinya layak.

 

Darah Laut dari Pesisir Bangka Belitung

Lelaki kelahiran Bangka Belitung pada 10 Maret 1977, Yudhi tumbuh besar di lingkungan yang akrab dengan aroma laut dan dentuman mesin kapal. Pendidikan formalnya dimulai dari SDN 32 Baturusa, SMPN 7 Pangkalpinang, hingga SMAN 4 Pangkalpinang. Namun, panggilan jiwanya sudah jelas sejak muda—ia memilih jalur maritim dan menempuh pendidikan Diploma 3 di Akademi Maritim Yogyakarta, sebelum menyelesaikan gelar Sarjana Ekonomi di Jakarta.

Semangat belajarnya tak berhenti di dalam negeri. Pada 2018, ia melanglang hingga ke Wuxi, Tiongkok untuk mendalami Fisheries Development and Management, serta menyelesaikan Diklat Ahli Kepelabuhanan selama lima hari intensif yang akhirnya membawanya mengantongi Sertifikat Ahli Kepelabuhanan No. SM.102/8/19/DJPL-18. Sertifikat ini menjadi tiket emasnya di dunia pelabuhan yang penuh dinamika.

Jejak Karier yang Tak Bisa Diabaikan

Karier Yudhi selama lebih dari dua dekade tidak hanya panjang, tetapi juga dalam. Dari Asisten Manajer Operasional PT Djakarta Lloyd di Pangkalpinang (1999–2004), hingga Direktur Utama PT Sentra S Indonesia—mitra strategis PT Timah, ia konsisten menunjukkan integritas dan kompetensinya.

IMG 20250505 130657
Sertifiat Ahli kepelabuhan

Beberapa proyek strategis yang ditanganinya termasuk pembangunan Terminal Khusus di Belitung Timur, SPBUN di Kepulauan Pongok, dan pengerukan alur Pelabuhan Pangkalbalam. Tak hanya itu, ia juga sukses mengawal ekspor perdana cangkang sawit sebesar 10.000 MT ke Jepang melalui metode ship-to-ship transfer di Teluk Kelabat, Bangka. Ini bukan pencapaian biasa; ini adalah cerminan kapasitas seorang profesional yang berpikir makro dan bekerja mikro.

Visi Besar untuk Tanjung Batu

Dalam uji kelayakan dan kepatutan pada 28–29 April 2025, Yudhi datang tak sekadar membawa CV (curiculum vitae) gemilang, tapi juga visi konkret. Ia menyoroti empat pilar utama pengembangan BUP Tanjung Batu, yang sepenuhnya mengacu pada Permenhub No. 89 Tahun 2018:

1. Legalitas dan Perizinan Lengkap
“Fondasi pertama adalah izin. Tanpa itu, kita bangun di atas pasir,” katanya tegas. Ia berkomitmen menyelesaikan NIB, NPWP, akta usaha, hingga SDM bersertifikat sebelum masuk ke tahap konsesi.

2. Penguasaan Aset dan Lahan
Yudhi memahami bahwa tanpa lahan, rencana tinggal wacana. Ia mendorong agar aset Pemkab Belitung diserahkan sebagai penyertaan modal ke BUP.

3. Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (RIP)
Dokumen 20 tahun ini, menurutnya, harus dibuat realistis dan adaptif. “Ini bukan hanya formalitas, tapi peta jalan pembangunan,” tegasnya.

4. Rencana Strategis 2025–2030
Dengan indikator kinerja yang jelas, Yudhi ingin memastikan BUP Tanjung Batu mendapat pengelolaan wilayah DLKr dan DLKp langsung dari Kementerian Perhubungan—langkah yang bisa menjadikan Belitung simpul ekonomi baru di Sumatera bagian timur.

Panggilan Jiwa, Bukan Sekadar Jabatan

Regulasi pun berpihak padanya. Ia memenuhi seluruh persyaratan sebagaimana tertuang dalam Permendagri 37/2018 dan Perda Belitung No. 13/2024: usia, ijazah, pengalaman di shipping dan port business.

Namun, yang lebih kuat dari semua itu adalah motivasinya. “Saya ingin menjadi bagian dari sejarah kemajuan pelabuhan di Bangka Belitung khususnya Pelabuhan Tanjung Batu, Belitung. Ini bukan semata pekerjaan, ini panggilan untuk membangun BUP Tanjung Batu sebagai salah satu BUP milik Daerah,” ujarnya penuh keyakinan.

Di tengah persaingan yang ketat, sosok Yudhi Irfani tampil bukan hanya sebagai calon, tapi sebagai harapan. Pelabuhan Tanjung Batu mungkin sedang mencari direktur, tapi lebih dari itu, daerah ini butuh pemimpin yang mengerti aspek pengelolaan dan pengembangan pelabuhan.*