CINTA DAN ARTI KEIKHLASAN

Kalimat tersebut diatas seringkali dibanyak orang maupun tempat diperbincangkan. Sebab diksi ini begitu mudah diucapkan dan di diskusikan disemua kalangan. Cinta selalu bersinggungan dengan keikhlasan, pertanyaannya, adakah cinta tanpa keikhlasan? atau sebaliknya adakah keikhkasan tanpa cinta.

Pertanyaan ini, mungkin kita sedikit bisa membaca kisah seorang sahabat nabi yang bernama Salman Al Farisi, seorang budak, tetapi memiliki kecerdasan, kelembutan hati, dan sosok ini sangat dikagumi oleh Rasulullah.

Suatu ketika Salman Al farisi, terbenak dalam hatinya untuk menikah, tetapi niat itu tak disampaikan kepada Rasulullah, hingga ia memutuskan untuk menyampaikan kepada seorang sahabatnya yang bernama Abu Darda’. Mendengar hal itu Abu Darda’ pun begitu bahagia karena sahabatnya sudah akan mengakhiri masa lajangnya.

Waktu pun berjalan, maka Salman Al farisi bersama sahabatnya Abu Darda’ berangkatlah untuk melamar wanita idamannya. Hingga mereka berdua sampailah dirumah sang wanita tersebut. Dan disambut hangat oleh orangtua si wanita tersebut.

Perbincangan pun berlangsung, hingga Abu Darda’ mengutarakan maksud niat baik dari sahabatnya untuk melamar wanita idamannya. Sang ayah dari wanita tersebut menyambut baik niat dari apa yang diutarakan oleh Abu Darda’ atas nawaitu Salman Al Farisi. Sang ayah dari wanita tersebut menjawab, Alhamdulillah atas ijin Allah niat baik ini aku terima, tetapi keputusan nya aku serahkan kepada istri dan anakku.

Lalu dibalik hijab itu, sang ibu pun menjawab, Alhamdulillah aku terima lamaran tersebut tetapi bukan untuk yang diwakili (dalam hal ini Salman Al farisi), tetapi yang mengucapkannya yaitu kamu Abu Darda’ kata ibu itu. Apa yang terjadi saat itu?….dari ucapan sang ibu ketika menerima lamaran Abu Darda’ bukan Salman Al Farisi,….lalu kecewakah Salman Al Farisi?,.. menolak kah Abu Darda’?

Dua sahabat ini pun lalu saling memandang dan mengucapkan Alhamdulillah, subhanallah, sungguh manusia merencanakan tetapi keputusan tertinggi ada pada Allah SWT. mereka pun berdua berpelukan, tanpa kecewa dan sakit hati…..dan Salman Al Farisi pun menghabiskan hartanya untuk sahabatnya Abu Darda’ demi melamar wanita tersebut.

Ternyata, cinta itu kemuliaan bila kita pandai memahaminya, dan Salman Al Farisi telah membuka tabir bagi kita bahwa sekuat apapun kita berjuang untuk mencintai…keputusan akhirnya ada pada Allah.

# catatanRingan
Dari sejarah kita mengenal.