TANJUNG PANDANG – Satgaswil Kep. Babel Densus 88 AT Polri melaksanakan kegiatan Sosialisasi Kebangsaan mencegah intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET) untuk pelajar, mahasiswa dan pemuda di berbagai wilayah di Kep. Bangka Belitung berkolaborasi dengan lintas sektoral, termasuk dengan Lembaga Adat Melayu Belitong.
Adapun Penyampaian AKBP MASLIKAN S.Sos selaku Kepala Satuan Tugas Wilayah Kep. Bangka Belitung Densus 88 Anti Teror Polri diantaranya, adalah sebagai berikut,
Pertama, Upaya Mencegah faham Intoleransi, Radikalisme, Ekstrimisme & Terorisme yang dapat merusak harmonisasi, kerukunan dan kedamaian masyarakat merupakan tanggung jawab kita bersama, maka dari itu kolaborasi berbagai pihak menjadi cara paling efektif, terbukti capaian zerro attack (tdk adanya aksi teror) selama 2 th berturut turut dari th 2023 setelah 2 dekade Indonesia selalu terjadi aksi teror setiap tahunnya.
Kedua, Pemuda & pelajar menjadi sasaran utama kegiatan Sosbang Pencegahan IRET karena merupakan pihak yang paling rentan terpapar disebabkan dinamika sosial yg sangat dipengaruhi oleh globalisasi dan tekhnologi informasi yang tanpa batas waktu dan tempat. Sehingga penting pemuda memiliki jatidiri dan kekuatan moral dengan cara menanamkan nilai nilai budaya, memperkuat kearifan lokal, serta memperkuat moderasi beragama di kalangan pemuda. Sehingga potensi pemuda bisa kita arahkan menuju penguatan persatuan dan kesatuan, pemberdayaan peran positif dan prestasi untuk kemajuan bangsa.
Ketiga, Lembaga Adat Melayu (LAM) Belitong adalah sebuah lembaga yang berperan penting dalam melestarikan adat dan budaya Melayu di wilayah Belitong, sehingga penguatan jatidiri pemuda dan pelajar bahkan masyarakat Belitung agar imun terhadap pengaruh faham Intoleransi Radikalisme Ekstrimisme dan Terorisme harus berbanding lurus dengan penguatan dan optimalisasi peran Lembaga Adat Melayu Belitong. Pemda harus kita dorong agar terlibat dalam upaya penguatan dan optimalisasi peran LAM tersebut. Karena dampak positifnya juga akan berkaitan dengan kemajuan pariwisata di Belitong.

Keempat, Momentum pencanangan Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin sebagai bandara internasional membawa potensi besar bagi kemajuan daerah, termasuk dari sisi ekonomi dan pariwisata. Tugas berat kita menjaga situasi di Bangka Belitong agar tetap aman dan kondusif, melestarikan budaya dan kearifan lokal sebagai daya tarik Wisata, serta mengantisipasi pengaruh negatif budaya dari luar dan pemahaman agama yang mengajarkan intoleransi & kekerasan.
Kelima, Dalam rangka menjaga wilayah Babel agar aman & kondusif serta bebas dari ancaman radikal terorisme, Satgaswil Kep. Babel Densus 88 AT Polri melakukan dua pendekatan yakni hard approach dengan mekanisme penegakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran hukum yang berkaitan dengan tindak pidana terorisme, dan soft approach melalui upaya preventif dan preemtif dalam bentuk langkah langkah pencegahan secara kolaboratif dengan berbagai pihak, salah satunya adalah Lembaga Adat Melayu (LAM) Belitong dalam rangka penguatan kultur & adat budaya sebagai manifestasi untuk menjaga ikatan sosial dan jatidiri bangsa.
Keenam, Kepada masyarakat Belitong khususnya generasi muda agar mampu mengantisipasi dan mendeteksi secara dini terhadap dinamika terselubung berkembangnya paham intoleransi, radikalisme dan teorisme dilingkungan sekitar. Salah satu contoh, kegiatan pawai Tarhib Ramadhan 1446 Hijriah di kawasan Bundaran Tugu Satam pada hari Minggu (23/2), yang justru ditunggangi oleh kelompok eks HTI yang sampai saat ini masih konsisten menyebarkan ideologi mereka dengan membegal demokrasi & memanfaatkan kebebasan berpendapat di Negara Indonesia untuk menyebarluaskan paham dan pemikiran mereka yakni ideologi khilafah mengganti dasar negara Kesatuan RI.
Ketujuh, Mendorong pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk melakukan langkah langkah konkret memerangi intoleransi, radikalisme dan terorisme dalam rangka menciptakan situasi yang harmonis, aman dan kondusif.