Hari-hari menjelang Hari Raya Imlek, sambil mendengar lagu-lagu Imlek, aku pun membersihkan patung Dewi Themis yang di pajang di kantor pengacaraku.
Dewi Themis sering digunakan sebagai lambang hukum dan keadilan di Indonesia, dan negara-negara barat. Dewi ini berasal dari mitologi Yunani.
Awalnya patung Dewi ini, mata nya tidak tertutup. Tapi sesuai perkembangan zaman, akhirnya matanya ditutup. Yang berarti dalam menegakkan hukum dan keadilan, tidak boleh pandang bulu.
Dewi ini memegang timbangan di tangan kanan dan memegang pedang di tangan kiri. Yang berarti, setelah putusan pengadilan, putusan itu mesti dilaksanakan.
Aku sendiri juga tidak tahu entah kenapa? Dewi ini banyak digunakan sebagai simbol keadilan dan hukum di Tanah Air. Aku memperkirakan, karena banyak sarjana hukum di tanah air, yang banyak menimba ilmu hukum di negara-negara barat. Lantas mitologi Dewi asal Yunani ini, digunakan sebagai lambang hukum dan keadilan.
Di dunia timur, di negara Tiongkok, negara yang telah berdiri sejak 5.000 tahun silam hingga kini. Juga terdapat catatan sejarah, ada seorang hakim sebagai lambang hukum dan keadilan, pada era Dinasti Song, bernama Bao Zheng. Dalam film seri disebut Judge Bao. Ini bukan mitologi, tapi catatan sejarah pada Dinasti Song, yang berkuasa tahun 960 dan berakhir pada 1279.
Bao Zheng lahir tahun 999 dari sebuah keluarga miskin di Kota Lu Zhuo, Tiongkok. Ia mendapat gelar Jin Shi, sejenis sarjana hukum langsung dari Kaisar. Ia memiliki bakat di bidang hukum. Sehingga membuat banyak orang kagum padanya, termasuk Kaisar Song Ren Zhong.
Kemudian Sang Kaisar pun mengangkatnya sebagai hakim di Bian, ibukota Dinasti Song saat itu. Sekarang namanya, Kota Kai Feng.
Beliau mengabdi selama 30 tahun pada Kaisar. Ia tidak kompromi dalam penegakkan hukum dan keadilan. Sehingga ia mendapat julukan Bao Qing Tian atau Bao Langit Biru. Ia meninggal pada 1062 dalam usia 63 tahun.
Maka dari itu, di kalangan orang-orang Tionghoa, mereka tidak mengenal Dewi Themis, tapi yang mereka kenal dan mereka kagumi adalah Hakim Bao.
Jakarta, 17 Januari 2022
Kurnianto Purnama, SH, MH.