TANJUNG PANDAN – Kelurahan Kampong Damai, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, menggelar dialog dengan LAM (lembaga Adat Melayu) Belitung dan Kominfo Belitung untuk membahas rencana pembuatan video inovasi payung lilin. Pertemuan ini digelar di ruang kerja kantor Lurah Kampong Damai, dengan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Lurah Kampong Damai Budi, Ketua LAM Belitung Achmad Hamzah, Wakil Ketua Shofwan AR, Sekretaris H. Ismail Mihad, Bendahara Wawan Irwanda, LAM Tanjungpandan Alpian, perwakilan dari Kominfo Belitung, LAM Kelurahan Kampong Damai Seli, dan para Kasi Kelurahan Kampong Damai.
Dalam dialog tersebut, Lurah Kampong Damai, Budi, menjelaskan bahwa pertemuan ini untuk mendapatkan masukan dan saran terkait gambaran payung lilin sebagai bagian dari pelestarian budaya, serta dalam mendukung untuk mempersiapkan Kelurahan Kampong Damai yang mewakili Kabupaten Belitung dalam lomba kegiatan kelurahan tingkat provinsi.
“Kami berdialog untuk meminta masukan terkait payung lilin guna untuk pembuatan video. Program ini merupakan kesepakatan dari tingkat desa hingga tingkat RT, yang nantinya sangat berguna sebagai persiapan untuk mengikuti lomba kelurahan tingkat provinsi,” ungkapnya.
Melalui dialog ini, lanjut Budi, sangat penting untuk memastikan pembuatan standar payung lilin dengan adat dan budaya melayu yang sesuai dengan ketentuan dan gambaran yang diinginkan.

Sementara itu, Ketua LAM Belitung, Achmad Hamzah, menyambut baik niat Kelurahan Kampong Damai untuk melaksanakan program inovasi 1000 payung lilin sebagai upaya pelestarian budaya Belitung.
“Payung lilin merupakan salah satu aset budaya daerah yang harus dipromosikan dan menjadi salah satu ikon. Kami siap mendukung segala hal yang diperlukan oleh Kelurahan Kampong Damai dalam mendukung pembuatan video tersebut,” ujarnya dengan antusias.
Ia juga menambahkan sepakat untuk menjadikan payung lilin sebagai symbol adat sekaligus sebagai icon kabupaten Belitung. Melalui lomba kelurahan yang mana kelurahan Kampong Damai untuk tahun ini menjadi juara kabupaten untuk dibawa ke tingkat Propinsi. Sekaligus menjadi ajang untuk memperkenalkan pernak pernik budaya Belitung termasuk makan bedulang yang telah ditetapkan sebagai WBTB (warisan budaya tak benda).
Tentu saja,dialog ini menjadi langkah awal yang penting dalam menjalin kerjasama antara berbagai pihak untuk memperkuat pelestarian budaya Belitung dan merangsang kreativitas dalam inovasi lokal. Diharapkan, inisiatif pembuatan video inovasi 1000 payung lilin ini akan menjadi bagian yang berharga dalam memperkenalkan kekayaan budaya daerah kepada masyarakat luas.*