SETIAP kelompok masyarakat berdiam di suatu daerah atau di suatu negara, biasanya punya cerita rakyat atau dongeng tersendiri.
Dongeng adalah cerita turun temurun dan biasa tidak tahu siapa pengarangnya. Berupa khayalan. Dahulu ceritanya dari mulut ke mulut. Karena ceritanya telah lama, maka sering ada versi berbeda.
Nah kini, aku ingin bercerita sebuah dongeng dari Taiwan. Dongeng ini disebut “Danau Kakak Adik”. Bahasa Mandarin disebut “Jie Mei Tan”. ‘Jie Mei’ artinya ‘kakak adik’. ‘Tan’ artinya ‘danau’.
Dongeng ini bercerita tentang dua gadis kakak adik nan cantik, tinggal di Gunung Alishan, Taiwan. Kakaknya mencintai seorang lelaki tampan, baik dan setia. Lalu keduanya pun jatuh cinta.
Adiknya juga jatuh cinta pada lelaki ini, namun lelaki ini tidak tahu.
Pada suatu hari, adiknya mengutarakan isi hatinya pada pacar kakaknya ini, bahwa ia mencintainya. Karena lelaki ini telah menjalin cinta dengan kakaknya, lantas cinta adiknya ditolak.
Setelah cintanya ditolak. Ia selalu murung dan sedih. Akhirnya ia melompat dari puncak Gunung Alishan. Lalu lokasi tempat ia jatuh menjadi sebuah danau kecil.
Setelah kakaknya mendengar berita adiknya bunuh diri, kakaknya selalu sedih dan murung. Karena ia sangat menyayangi adiknya.
Akhirnya ia pun bunuh diri dengan terjun dari puncak Gunung Alishan. Lantas lokasi jatuhnya menjadi sebuah danau lebih besar. Tedapat dua danau. Satu danau kecil dan satu danau besar. Sehingga disebut Danau Kakak Adik (Jie Mei Tan).
Setelah mendengar kabar ini, pacar kakaknya sangat terpukul, lantas ia selalu menunggu di pinggir kedua danau.
Akhirnya, lelaki ini berubah menjadi sebatang pohon. Batang pohonnya nampak seperti tubuh seorang lelaki dan daun-daunnya berbentuk “爱-ai” atau “love”.
Ketika musim semi tiba, saat daun-daunnya tertiup angin, suaranya terdengar seperti seorang lelaki menangis.
Nah, makna dongeng ini bercerita tentang ikatan cinta dan saudara sama-sama kuat.
Taichung- Taiwan, 20 April 2023
Kurnianto Purnama, SH,MH.