Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung yang tengah berada pada tahap kampanye, ajakan untuk menghindari politik kebencian dan meneguhkan persatuan kembali menjadi sorotan utama.
Pilkada di tingkat lokal sering kali lebih intens dan emosional, karena masyarakat terlibat secara langsung dalam lingkup yang lebih kecil dan erat. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko konflik atau perpecahan di antara warga. Maka, peran para kandidat beserta tim sukses dalam menjaga etika politik sangatlah penting demi merawat hubungan sosial masyarakat.
Pilkada Kabupaten Belitung 2024 bukan sekadar arena politik untuk memilih pemimpin. Ajang ini sekaligus menjadi ujian kedewasaan politik di akar rumput, di mana kandidat dan para pendukungnya diharapkan bersaing secara sehat, mengutamakan nilai-nilai persatuan, serta menghormati pilihan masing-masing individu. Dengan demikian, para peserta Pilkada diharapkan tidak hanya menyampaikan visi dan misi terbaik, tetapi juga menjadi teladan dalam menjaga hubungan baik di tengah perbedaan pandangan politik.
Selain itu, Pilkada yang dijalankan secara sehat juga diharapkan dapat menghasilkan pemimpin yang lebih bertanggung jawab, kompeten, dan berintegritas, serta mampu bekerja sama dengan semua pihak.
Bukan rahasia bahwa sejumlah Pilkada di daerah lain pernah meninggalkan polarisasi tajam di masyarakat, dengan timbulnya friksi akibat perbedaan pilihan politik. Namun, jika seluruh pihak mengedepankan etika politik, Pilkada Kabupaten Belitung 2024 dapat berjalan damai dan kondusif, sekaligus menjadi inspirasi demokrasi bagi masyarakat luas.
Untuk itu, para kandidat sebaiknya lebih banyak mengangkat pesan positif, menciptakan atmosfer kampanye yang harmonis, serta menumbuhkan iklim politik yang sehat. Ini akan membangun fondasi yang kuat bagi pembangunan daerah, di mana pemimpin yang terpilih mampu berkontribusi maksimal tanpa adanya pengkotak-kotakan masyarakat.
Seperti halnya yang terjadi di beberapa daerah, tak jarang perbedaan pilihan politik telah memicu perpecahan dalam masyarakat. Oleh sebab itu, komitmen para kandidat untuk menjaga kedewasaan politik sangat penting agar masyarakat tidak hanya memilih pemimpin, tetapi juga memperkuat persatuan di Kabupaten Belitung.
Pilkada Belitung 2024 juga bisa menjadi momen untuk menunjukkan bahwa kedewasaan politik diukur dari kemampuan menjaga etika dalam berkomunikasi dan berkampanye.
Pesan dari Khalifah Umar bin Khattab RA, “Jika engkau menghormati dirimu, maka orang lain pun akan menghormatimu; dan jika engkau menjaga ucapannya, pendengaranmu akan jernih,” sangat relevan. Pesan ini mengingatkan bahwa Pilkada yang baik bukan hanya soal program kerja, tetapi juga soal nilai dan integritas dalam menjalani proses politik.
Dengan menjujung tinggi kedewasaan politik dan menghindari politik kebencian, Pilkada Kabupaten Belitung 2024 diharapkan mampu menjadi teladan bagi generasi muda serta masyarakat luas. Ini akan membangun masa depan Belitung yang harmonis dan sinergis, di mana perbedaan bukanlah alasan untuk terpecah, tetapi kesempatan untuk saling melengkapi.*)
.*) penulis adalah Mantan Anggota KPU Belitung dan Panwascam