TANJUNGPANDAN: Sebuah diskusi terbuka yang melibatkan berbagai elemen masyarakat diadakan di BRJ Cooffee Plus, jalan Sudirman, Tanjungpandan, pada Jumat, 7 Juni 2024.
Acara ini mengusung tema “Inginkan Belitung Tidak Dianaktirikan dan Nasib Babel ke Depan,” yang mengundang perhatian banyak pihak, mulai dari warga, mantan birokrat, hingga aktivis sosial di Belitung..
Sayuti, seorang mantan pegawai IPTN Bandung yang kini bermukim di Belitung, yang kini aktif dalam berbagai kegiatan sosial, menekankan bahwa Belitung seringkali diperlakukan seperti anak tiri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
“Kita harapkan Belitung bisa lebih diperhatikan dan tidak hanya menjadi halaman belakang dari Kabupaten lainnya,” ujarnya tegas.
Semenatara itu, Uda, seorang pedagang yang juga ikut serta dalam diskusi tersebut, memberikan saran penting terkait perekonomian lokal. Ia menyarankan agar usaha kecil dan menengah (UKM) di Belitung mendapatkan dukungan lebih besar.
“Dukungan untuk UKM sangat krusial agar perekonomian masyarakat bisa tumbuh dan berkembang,” kata Uda.

Tidak ketinggalan, Nahwan, seorang tokoh masyarakat dari MKT (mantan karyawan timah) dan DUSTA (Dukungan Solidaritas Penderitaan Mantan Karyawan Timah), menyampaikan pandangannya terkait isu pertambangan yang sedang hangat di tingkat nasional.
Ia meminta agar pemerintah memberdayakan potensi sumber daya alam di Babel secara bijak untuk kesejahteraan bersama.
“Kisruh pertambangan harus diatasi dengan bijak dan harus memberdayakan Babel ke depan,” ujar Nahwan penuh harap.
Mahwan, tokoh muda Babel yang aktif dalam berbagai gerakan sosial di Bangka Belitung, menekankan pentingnya penyelesaian masalah sosial yang ada.
“Ke depan, kita harus mampu mengatasi berbagai permasalahan sosial di Babel dengan lebih baik,” ungkap Mahwan yang aktif pengurus Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia Bangka Belitung.
Diskusi yang berlangsung hangat ini diharapkan bisa menjadi langkah awal dalam mendorong perhatian lebih terhadap Belitung serta merumuskan solusi bersama untuk masa depan Babel yang lebih cerah.
Semoga aspirasi dan masukan dari berbagai pihak ini bisa didengar dan diwujudkan oleh para pemangku kebijakan.*










