TANJUNGPANDAN: Kelurahan Kampong Damai meraih juara pertama tingkat kelurahan dalam ajang penilaian kelurahan dan desa se-Provinsi Bangka Belitung yang baru saja digelar.
Prestasi ini diraih berkat berbagai inovasi unggulan dan termasuklah pelayanan Sistem Pelayanan Masyarakat Digital (SIPMAS) yang memudahkan dan mempercepat layanan publik, serta pengenalan payung lilin sebagai simbol identitas budaya daerah.
Kampong Damai berhasil mengungguli Kelurahan Berok yang menempati posisi kedua dan Kelurahan Surya Timur di posisi ketiga di wilayah provinsi Bangka Belitung.
Lurah Kampong Damai, Budi, menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dan partisipasi aktif masyarakat serta dukungan pemerintah kabupaten Belitung.
Salah satu inovasi unggulan yang membawa Kampong Damai meraih kemenangan adalah Payung Lilin.
“Payung lilin ini tidak hanya memperkuat identitas budaya Melayu yang harmonis dengan syariat Islam, tetapi juga menjadi elemen penting dalam pemberdayaan masyarakat. Kita canangkan pemasangan 1000 lilin. Kita memasang payung lilin di berbagai titik di kelurahan sebagai simbol identitas budaya,” jelas Budi.
Menurutnya, pemasangan payung lilin ini didasari oleh aspirasi masyarakat, lembaga adat kelurahan, dan para pemuka adat. Payung lilin yang juga merupakan simbol adat perkawinan ini, sejak Januari lalu, telah terpasang di berbagai tempat pelayanan publik dan wilayah masyarakat. Budi berharap agar simbol ini segera diatur dalam peraturan daerah (perda).
“Bahkan payung lilin ini juga disamping memberikan keindahan juga dijadikan pembatas antar wilayah. “Katanya.
Selain payung lilin, Kampong Damai juga dikenal dengan Program Sancai (Satu Rumah Satu Pohon Cabai), yang bertujuan untuk mengendalikan inflasi harga cabai dengan cara menanam cabai di setiap rumah. Program ini telah berjalan selama beberapa tahun terakhir dan sangat membantu masyarakat dalam mengatasi fluktuasi harga cabai.

Inovasi lainnya adalah Program Jambal (Jam Malam Jam Belajar), yang mengharuskan anak-anak usia sekolah untuk tidak berkeliaran pada jam malam, khususnya antara pukul 19.00 hingga 21.00 WIB. Program ini bertujuan untuk meningkatkan disiplin belajar dan keamanan anak-anak.
“Program-program inovasi ini merupakan aspirasi dari masyarakat. Dalam prosesnya, masyarakat mendukung dan bisa diajak bergotong royong untuk kemajuan bersama,” tambah Budi.
Budi juga menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah kabupaten Belitung dan masyarakat atas dukungan yang diberikan sehingga Kelurahan Kampong Damai dapat meraih juara pertama dalam lomba penilaian kelurahan dan desa se-Provinsi Bangka Belitung.
Menurut Budi, Lomba ini bertujuan untuk memajukan dan memperkuat potensi masyarakat desa dan kelurahan serta memetakan dan memperoleh desa dan kelurahan dengan kinerja terbaik di bidang pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan.
Adapun Penilaian ini kata Budi, dilakukan oleh tujuh dewan juri dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, dan Desa (Dinsospmd) dengan sangat objektif dan teliti. Desa dan kelurahan yang berpartisipasi antara lain Desa Mekar Jaya, Desa Sijuk, Desa Namang, serta Kelurahan Berok, Kampong Damai, dan Surya Timur.
“Alhamdulilah kelurahan kampong damai menjadi juara pertama dalam penilaian lomba desa/ kelurahan tingkat provinsi Babel,”katanya.
Budi juga menyampaikan bahwa pada bulan Juli 2024, Kelurahan Kampong Damai akan mengikuti lomba kelurahan tingkat Regional. Pihaknya kini berkoordinasi dengan dinas pemberdayaan masyarakat provinsi Bangka Belitung, terkait persiapan maksimal dalam mewakili provinsi Bangka Belitung di tingkat regional. “Kami siap mengharumkan nama Babel di tingkat regional,” tutup Budi.
Melihat prestasi atas kegiatan lomba ini, tentunya, Kelurahan Kampong Damai telah membuktikan bahwa dengan inovasi dan kebersamaan, mereka bisa mencapai prestasi gemilang dan menginspirasi daerah lain untuk mengikuti jejak mereka dalam memajukan masyarakat lokal.*












